Imam Sopingi (48), salah satu pandai besi yakni warga Desa Bobang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, membenarkan tiap hari kebanjiran pesanan. Meski lokasi bengkel Sopingi jauh dari akses jalan utama, namun tempat usaha miliknya laris manis diserbu petani. Ini menjadi berkah baginya, sebab saat musim kemarau banyak pencari batu di sungai.
Rata-rata, kata Sopingi, selain beli baru, para petani ada yang memperbaiki alat-alat pertanian yang rusak. Seperti cangkul, sabit dan juga alat pemcah batu yang terbuat dari tumbak besi.
"Banyak yang kesini, sebagian pesan baru dan memperbaiki. Bahkan ada yang mengubah bentuk alat-alat yang baru dibeli, pokoknya disesuaikan dengan kebutuhan pemesan," kata Imam Sopingi saat ditemui detikcom di bengkelnya, Kamis (31/8/2017).
![]() |
Dia menjelaskan, para petani banyak yang memilih mengubah bentuk alat pemukul batu yang baru dibeli dari toko. Alasannya, desain toko tidak sesuai dengan kondisi batu yang akan dipecah.
Sementara upah untuk mendesain ulang satu alat atau perbaikan dibandrol Rp 125-Rp 300 ribu. Dalam sehari, dirinya mampu mendesain ulang atau memperbaiki hingga dua buah alat.
"Karena saya menggunakan peralatan yang masih tradisional, sehari hanya bisa 1-2 unit alat saja, tapi itu saja sudah antre banyak. Mungkin karena musim kemarau banyak banyak yang garap kerjaan tani," Imbuh Sopingi.
Selain mendesain ulang dan memperbaiki alat-alat pertanian Imam Sopingi biasanya juga menerima pemesanan pembuatan alat alat rumah tangga seperti pisau dan sabit. Untuk mendapatkan produk yang berkualitas bagus Sopingi memperoleh barang baku besi baja dari pasar loak yang ada di Kota Kediri. (fat/fat)