Dalam simulasi digambarkan adanya hutan yang terbakar. Sejumlah masyarakat serta petugas dari Polri dan TNI, melakukan upaya pemadaman. Selain menggunakan tongkat kayu, api dipadamkan dengan menggunakan alat berupa tabung pemadam. Kemudian, mobil PMK datang dan api dengan cepat bisa dipadamkan.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, simulasi itu dilakukan agar semua pihak memiliki dasar kemampuan menanggulangi api saat Karhutla terjadi. Apalagi, Jember memiliki hutan yang cukup luas dan merupakan wilayah Perhutani serta BKSDA.
"Nah sebelum itu terjadi, kami lakukan simulasi ini. Sehingga saat kebakaran itu benar-benar terjadi, kita semua sudah memiliki dasar tentang apa apa yang harus dilakukan," jelas Kusworo, Rabu (30/8/2017).
Tak hanya itu, di Jember sendiri masih terdapat beberapa titik hutan yang rentan terjadi kebakaran. Karena itu Kusworo berharap, simulasi itu menambah tingkat kewaspadaan semua elemen masyarakat. "Semua pihak harus bisa berupaya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran," tegas Kusworo.
Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Jember Karuniawan Purwanto Sanjaya, menjelaskan bahwa luas keseluruhan hutan Perhutani di Jember mencapai 71 ribu hektare. "Untuk hutan yang masuk kategori rawan kebakaran ada di Sempolan, Ambulu dan Wuluhan," ungkap Karuniawan.
Yang membuat ketiga wilayah itu rawan kebakaran adalah lantai dasar (permukaan tanah) yang sudah banyak dipenuhi kayu dan rumput kering. Selain faktor cuaca seperti petir, kebakaran di wilayah itu bisa saja terjadi karena ketelodoran maupun tangan-tangan jahil manusia. "Misalnya puntung rokok dibuang sembarangan, itu bisa saja menyebabkan daerah itu terbakar," jelasnya.
Guna mengantisipasi hal itu terjadi, Karuniawan mengaku bahwa pihaknya sering melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat, tokoh agama, serta tokoh pemuda. "Selain itu, kami juga mendirikan posko Parhutla (Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan) di wilayah itu. Petugasnya ya dari Perhutani dan masyarakat sekitar," jelas Karuniawan.
Bahkan, dari kepolisian dan TNI juga dilibatkan untuk pemantauan lahan di Posko itu. Sehingga, saat kebakaran itu benar-benar terjadi, tentunya akan cepat dilakukan tindakan. "Tapi mudah-mudahan saja (kebakaran) itu tidak terjadi. Namun setidaknya, kita sudah melakukan segala antisipasi agar hal itu tidak terjadi," tegas Karuniawan.
Terkait simulasi itu, Karuniawan mengaku sangat mengapresiasi Polres Jember. Menurutnya, antisipasi dan penanggulangan Karhutla, merupakan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo. "Setahu saya, baru Polres Jember ini yang mengawali melakukan simulasi dengan menggandeng Perhutani serta instansi yang lain," pungkas Karuniawan.
Pada kesempatan itu, Polres Jember juga menandatangani MoU dengan Perhutani Jember, dalam kerjasama menanggulangi bencana Karhutla. Selain itu, secara simbolis Kapolres Jember menyerahkan 30 alat pemadam kebakaran, kepada 15 kapolsek yang wilayahnya rawan terjadi kebakaran hutan. (iwd/iwd)











































