Itu dibuktikan dengan operasi yang dilakukan terhadap Yanis Candra Santi asal Sidoarjo. Wanita yang berusia 39 tahun ini mengeluh sakit di bagian dalam telinga. Spesialis Bedah Syaraf Comprehensive Brain and Spine Center (CBSC) Surabaya, dr M Sofyanto SpBS mengaku operasi tersebut membutuhkan tingkat keakuratan tinggi.
"Ini operasi yang ke 1001. Seperti yang kita tahu, operasi ini adalah operasi mikro dengan menggunakan alat mikroskop khusus melalui lubang berdiameter 1 cm dan berlokasi di wilayah batang otak," kata dr M Sofyanto usai memimpin operasi kepada wartawan, Rabu (30/8/2017).
Sofyan menjelaskan bahwa operasi ini membutuhkan ketelitian dan keakuratan tinggi karena di wilayah batang otak. "Operasi ini harus teliti dan benar-benar akurat karena berada di wilayah batang otak yang sangat sentral. Tapi dengan teknologi yang canggih dan tim medis yang berpengalaman dan kompeten, alhamdulilah operasi berjalan dengan lancar. Tinggal menunggu pengaruh obat biusnya selesai, kurang lebih dua jam," jelasnya.
Tingkat keberhasilan operasi di Surabaya, jelas dia, mencapai 98 persen. "Keberhasilan rata-rata 98 persen. Artinya, dari 100 orang yang dioperasi, 98 orang di antaranya berhasil. Waktu recovery umumnya 1-2 hari. Sementara itu, dua orang lainnya butuh waktu 1-2 bulan atau ada yang paling lama 1 tahun, tergantung besarnya pembuluh darah yang menempel," jelasnya.
Selama ini, kata Sofyanto, masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa teknologi dan metode ini ada di Indonesia dan tingkat keberhasilannya tinggi. "Masyarakat kita yang menderita sekitar 28.000 orang, tapi tidak dapat akses informasi yang memadai. Ujung-ujungnya mereka ke luar negeri, padahal di Indonesia sendiri sudah ada. Malah orang dari luar saja datang kesini," tambahnya.
Dia menyebut, pasien dari luar negeri yang berobat ke Surabaya, berasal dari Malaysia, New Zealend, China, Hongkong. "Mereka sudah bisa memanfaatkan teknologi internet dan akhirnya datang ke Surabaya," terangnya.
Sofyan berharap, masyarakat tahu informasi ini dan terlayani dengan kemajuan sistem operasi tersebut. "Kita harapkan semakin banyak masyarakat yang tahu bahwa penyakit seperti ini bisa disembuhkan di Indonesia," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini