Aplikasi-aplikasi yang digagas Pemkab Lamongan ini dirancang sebagai cikal bakal untuk membuat smart city di Lamongan.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemkab Lamongan, Erfan Salim mengatakan, selain 72 aplikasi ini masih ada aplikasi lain karya warga, polisi dan pelajar. "Untuk aplikasi lainnya di luar OPD, ada banyak sekali," kata Erfan kepada detikcom, Rabu (30/8/2017).
Dia menjelaskan selain memudahkan, puluhan aplikasi ini juga menjamin keterbukaan informasi untuk akses publik dan memotong mata rantai jual bel untuk menghilangkan praktik makelar. "Kami punya keinginan agar Lamongan ini menjadi smart city," tuturnya.
Erfan mencontohkan beberapa aplikasi yang sudah berjalan dan dimanfaatkan. Di antaranya aplikasi perizinan yang sudah terintegrasi di situs resmi Pemkab Lamongan, aplikasi sisapi yang merupakan aplikasi jual beli sapi secara online, aplikasi UMKM yang menghimpun pegiat UMKM Lamongan untuk berjualan secara online dan aplikasi-aplikasi lainnya.
Semua aplikasi, harap Erfan, baik yang dikelola oleh OPD maupun sekolah atau pihak lain ada sinergi yang baik. Sehingga, upaya untuk menjadikan Lamongan sebagai smart city bisa segera terwujud. "Kami berharap nanti ada integrasi dan sinergi yang baik dari aplikasi yang ada," ujarnya. (fat/fat)