Susahnya mendapat air bersih ini dirasakan oleh salah satu warga, Masdiani Yusmaniar (43), yang tinggal di Rumah Dinas Angkatan Laut Kandangan Gunung Tangsi.
Diani terpaksa membuat sumur sejak dua minggu yang lalu karena ia putus asa menunggu air PDAM yang tak kunjung menyala.
"Putus asa saya nunggu air yang nggak keluar sejak bulan Mei, karena itu saya bangun sumur. Biasanya kalau mati nggak pernah selama ini, biasa kalau mati seminggu nyala," keluh Diani, kepada detikcom (28/8/2017).
Diani mengatakan bahwa biaya membangun sumur lebih murah dibandingkan dengan membeli galon tiap harinya. "Sayang uangnya, daripada sehari saya habisin Rp 60.000 buat galon tiap hari, lebih baik saya bangun sumur," ungkap Diani. Untuk membangun sumur, Diani mengeluarkan biaya sebesar Rp 4 juta.
Meskipun telah membangun sumur, Diani masih tetap membayar iuran PDAM tiap bulannya meski air tidal mengalir. "Iya, masih bayar. Pengennya nggak bayar cuma kalau nggak bayar nanti kena denda," keluhnya.
Sudah tiga bulan lamanya, air PDAM di Kandangan Gunung Tangsi tidak mengalir. Air sumur yang terbatas masih menjadi andalan. Selain itu, warga juga terpaksa membeli air tangki atau galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini