Tepis ada Mistis, Penari Reog Dibekali Ilmu Kanuragan

Tepis ada Mistis, Penari Reog Dibekali Ilmu Kanuragan

Michelle Alda - detikNews
Jumat, 25 Agu 2017 10:21 WIB
Foto: Michelle Alda
Surabaya - Menari dengan mengangkat topeng seberat 60 kg sangat tidak mungkin dilakukan orang awam. Apalagi, diangkat menggunakan gigi. Namun bagi para penari reog, hal tersebut sangat mudah. Seperti apa?

Ketua Paguyuban Paguyuban Reog Singo Mangku Joyo, Sugiyanto mengatakan, pemain reog bisa mengangkat topeng yang berat itu karena latihan. Mereka berlatih ilmu Kanuragan (Olah tubuh) untuk bisa mengangkat topeng Reog.

"Semua dari latihan. Kalau tanpa latihan nggak bisa. Kalau latihannya sudah mantap baru dicarikan, biasanya orang Jawa menyebutnya ilmu kanuragan. Tapi harus latihan dulu, kalau nggak, kanuragannya nggak bisa," ujar pria yang bekerja sebagai petugas keamanan kepada detikcom di rumahnya Kertajaya V Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Senin (21/8/2017).

Sugiyanto menyangkal jika kesenian Reog bisa dilakukan hanya karena ada kekuatan Mistik. Untuk bisa mengangkat topeng puluhan kilogram itu dibutuhkan latihan setiap hari dengan cara mencoba untuk memakai topeng tersebut.
Puluhan piala di rumah Sugianto, penari reog/Puluhan piala di rumah Sugianto, penari reog/ Foto: Michelle Alda

"Bukan, Reog ini kan tarian, olahraga, bukan kekuatan mistis. Kekuatan tanpa teknik ya nggak bisa," sangkalnya.

Dia mengaku untuk mengangkat topeng puluhan kilogram itu dirinya menjalankan puasa terlebih dulu. Puasa yang dilakukan bukanlah sembarang puasa. Saat berpuasa, Sugiyanto didampingi oleh orang tuanya. "Itu puasa harus ada yang mendampingi, dalam arti harus ada gurunya. Puasanya nggak bisa sendiri karena kalau nggak kuat, bisa gila," kata Sugiyanto dengan wajah serius.

Setelah berhasil menjalani puasa, Sugiyanto merasakan kekuatannya bertambah saat ia memanjatkan doa khusus. "Doanya khusus itu, nggak boleh dibilangkan ke orang lain. Mantranya dibacakan biar ngangkatnya enteng," tandanya penuh misteri.

Sementara puluhan piala di rumah Sugianto menunjukkan bahwa pria generasi ke-3 ini telah meraih kemenangan puluhan kali. Kemenangan itu diraih melalui proses yang panjang "Saya mulai main reog itu dari kecil, mulai usia 5 tahun sudah main reog, tapi waktu itu topengnya masih kecil," ungkap Sugianto mengawali ceritanya.

Setelah beranjak dewasa, tepatnya sekitar usia 17 tahun, Sugiyanto mulai mencari ilmu kanuragan, dengan cara berpuasa selama 40 hari lamanya. Tak hanya pantang makan dan minum, untuk mendapatkan ilmu kanuragan, Sugiyanto tidak diperbolehkan tidur pada pukul 19.00 hingga 24.00 selama 41 hari.

"Jam 7 sore - 12 malam nggak boleh tidur dulu, kalau tidur ya nunggu jam 12 lewat," ungkapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.