Hal ini diungkapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada wartawan di ruang kerjanya di Balai Kota Surabaya, Rabu (23/8/2017).
"Kenapa saya ngotot kita ada waduk di Surabaya timur karena suplai dari atas sedikit sekali. Kita kan repot kalau beli dari Jasa Tirta. Lalu mau kita dalamkan kita diprotes seperti yang lalu saat saya keruk Sungai Kalimas agar tengah kota dan sekitar Balai Kota tidak banjir," ungkap Risma.
Padahal, kata Risma, jika ada normalisasi lumpur, maka sungai bisa menjadi tempat penampungan air ketika musim kemarau seperti saat ini.
"Kalau didalamkan bisa jadi tampungan dan sudah berhasil didalamkan kalimas, biasanya kan banjir disini. Kemarin BBWS tegur kami, kalau tidak didalamkan banjir," kata dia.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan alasan pembuatan waduk atau embung di Surabaya. "Kenapa saya buat embung, agar warga Surabaya bisa mandiri dengan tidak bergantung pada air dari atas. Makanya kami perlu pendalaman itu tapi kewenangan itu bukan di kami," tambah Risma.
Mantan Kepala Bappeko dan Kepala DKP ini berharap ada kelonggaran dari BBWS sebagai 'pemilik' sungai di Surabaya agar memperbolehkan adanya pendalaman. "Saya ingin di timur ada dam lagi, sehingga bisa menjadi tempat catchmen dan harapannya gitu meski kemarin agak ditegur untuk pendalaman. Bayanganku saat musim hujan bisa jadi tangkapan air hujan juga," pungkas Risma. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini