"Ini airnya nggak keluar dari bulan puasa. Berarti sudah lebih dari tiga bulan," keluh Juariah (52), salah satu warga saat berbincang dengan detikcom, Rabu (23/8/2017).
Sebagai ibu rumah tangga, Juariah jelas sangat terganggu dengan tidak mengalirnya air PDAM. Aktivitas sehari-harinya tidak bisa dilakukan secara maksimal. Juariah tidak sendiri, sekitar 300 warga lain di Kandangan Gunung Tangsi juga mengalami hal serupa. Di Kandangan Gunung Tangsi, ada 6 RT yang terdampak yakni RT 2, 3, 4, 7, 8, dan 9.
Meski air PDAM sama sekali tak mengalir, namun kewajiban membayar bulanan tetap jalan terus. Setiap bulan, warga terpaksa harus membayar dengan besaran Rp 40-60 ribu. Warga tak tahu apakah itu tarif untuk abonemen atau pemakaian.
"Tetep bayar. Kalau nggak dibayar dipedot (diputus)," kata Rumayah (44), salah satu warga sambil menunjukkan nota pembayaran PDAM.
Di nota itu, Rumayah harus membayar sebesar Rp 41.460 ribu. Dia membayar lewat kantor pos. "Kami sudah bayar tapi tetap nggak dapat air, gimana ini," keluh Rumayah.
![]() |