Kesan kumuh tak lagi tampak di TPA Randegan di Kelurahan Kedundung, Magersari, Kota Mojokerto. Pemerintah setempat menyulap TPA ini menjadi taman bermain nan asri, serta pusat pengolahan sampah terpadu yang menghasilkan pupuk kompos dan barang daur ulang.
Tak ayal, ratusan ibu-ibu pengelola bank sampah dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto betah menggelar lomba di tempat ini. Mulai dari lomba makan kerupuk, menggiring bola dengan terong, balap bakiak hingga memasukkan pensil ke dalam botol.
"Kegiatan hari ini untuk mengakrabkan ibu-ibu pengurus bank sampah, bank sampah induk dan DLH sekaligus merayakan HUT RI ke 72," kata Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wachid kepada wartawan di lokasi, Sabtu (19/8/2017).
Tak mau kalah dengan ibu-ibu, Amin dan beberapa stafnya di DLH juga ikut berloma. Agar menyatu dengan ibu-ibu, mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja ini rela memakai daster. Begitu pula dua orang staf prianya.
Meski menjadi bahan tertawaan para pengurus bank sampah, Amin nampak percaya diri memakai daster. Dia mengikuti lomba adu cepat makan kerupuk dan menggiring bola dengan terong. Sorak-sorai penonton dan ibu-ibu pun menambah keseruan perlombaan ini.
![]() |
"Saya juga ikut lomba, ternyata susah ya ikut lomba itu," ujarnya.
Sedikitnya 72 macam hadiah disiapkan dalam perlombaan ini. Mulai dari sapu, dispenser, kipas angin, penanak nasi elektrik dan perabotan rumah tangga lainnya.
Pemilihan TPA Randegan sebagai tempat lomba, kata Amin, bukan tanpa alasan. Dia ingin kegiatan ini sekaligus mempromosikan TPA sebagai wahana wisata alternatif bagi warga Kota Mojokerto dan sekitarnya.
"Biar mereka menyatu dengan TPA, yang belum pernah ke sini supaya tahu kalau kondisi TPA tak bau, enak untuk arena permainan," terangnya.
Amin menjelaskan, selama dua tahun terkahir, telah terbentuk 111 bank sampah di setiap RW di Kota Mojokerto. Dalam dua minggu, ratusan bank sampah itu mampu mengumpulkan 2,2 ton rongsokan bernilai ekonomis. Di bank sampah induk yang ada di TPA Randegan, rongsokan itu dijual ke pengepul.
"Income tiap bank sampah per minggu Rp 1,2 juta, bisa dipakai anggotanya untuk membayar pajak (PBB), listrik dan membeli sembako," jelasnya.
Luas TPA Randegan 2,6 hektare. Sekitar 40% dimanfaatkan untuk fasilitas pembuatan pupuk kompos, pengolahan air lindi dan ruang terbuka hijau. Sementara sisanya digunakan untuk pengolahan sampah dengan sistem controll landfill. Rata-rata dalam sehari, TPA ini mampu menampung 165 meter kubik sampah dari seluruh wilayah Kota Mojokerto.
Dalam sebulan TPA Randegan menghasilkan 200-300 kantong pupuk kompos. Setiap kantong seberat 1 Kg. Pupuk itu dibagikan secara gratis kepada sekolah dan RT/RW se Kota Mojokerto.
"Arir lindi kami treatmen menjadi biogas, berupa gas metan. Kami salurkan ke 20 rumah tangga di sekitar TPA, sebenarnya bisa sampai 50 rumah tangga, namun instalasi masih terbatas," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini