Di Dusun Guce Oloh, Desa Lanas, Botolinggo, misalnya. Untuk sekadar mendapatkan air bersih, warga setempat harus rela berjalan kaki selama 2 jam menuruni lembah sedalam kurang lebih 400 meter.
Bukan cuma itu. Untuk mengisi 1 jerigen berukuran 20 liter, mereka harus menunggu waktu berjam-jam. Karena air bersih hanya bisa didapat dari mata air yang sumbernya sangat kecil.
Data yang diperoleh, sedikitnya ada 46 desa yang tersebar di 14 kecamatan di Bondowoso, diperkirakan akan dilanda kekeringan. Hal itu berdasarkan pemberitahuan dari BMKG.
Dalam pemberitahuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut, diperkirakan kemarau panjang di Jawa Timur, khususnya Bondowoso akan terjadi pada bulan Agustus sampai Oktober.
"Kami memang sudah menerima pemberitahuan dari BMKG tentang perkiraan datangnya musim kemarau panjang," kata Kepala BPBD Bondowoso, Kukuh Triatmoko, Kamis (18/7/2017).
Untuk itu, imbuhnya, pihaknya sudah mulai menyusun rencana pendistribusian air bersih ke daerah-daerah yang memang rawan dilanda kekeringan.
"Armada sudah disiapkan. Jadi, jika memang sewaktu-waktu dibutuhkan, kami bisa mengirim air bersih ke daerah-daerah tersebut," jelas Kukuh Triatmoko.
Informasi lain yang berhasil dihimpun, BPBD juga telah membangun 40 tempat penampungan air yang tersebar di seluruh Kabupaten Bondowoso. Ada 7 kecamatan yang menjadi fokus dan perhatian pemerintah setempat karena sangat berpotensi dilanda kekeringan. Yakni Cermee, Prajekan, Taman Krocok, Botolinggo, Binakal, Tegal Ampel, dan Wringin. (fat/fat)