Adalah Harsono yang menemukan mortir tersebut. Saat itu Harsono dan dua temannya sedang menggali tanah untuk memasang beton. Mereka sedang mengerjakan proyek pembangunan ruang kelas di SDN 3 Kapasari.
Saat menggali pada kedalaman sekitar 80 cm, mereka menemukan sebuah benda dari besi berbentuk seperti peluru. Mereka mengambill benda yang sudah berkarat tebal tersebut dan meletakkan begitu saja di pinggir galian. Mereka tak mempedulikan temuan itu. Mereka tak tahu jika yang mereka temukan adalah mortir.
Lokasi tempat penemuan mortir (Foto: Grasella Sofia Mingkid) |
Benda itu diketahui sebagai mortir saat mandor proyek, Rofii, melihat benda itu. Rofii langsung memperingatkan pekerjanya agar tak menyentuh benda yang menurutnya berbahaya tersebut.
"Waktu saya lihat, saya langsung bilang itu bom, bom mortir. Mau diibawa pulang? Itu urusan polisi. Dia (Maman) pikir itu piala zaman dulu, peninggalan Jepang, jadi mau dibawa pulang. Saya tahu itu mortir karena lihat di film," kata Rofii.
Segera setelah itu, Rofii menelepon kepala sekolah untuk melaporkan penemuan itu. "Kepala sekolah suruh taruh di tempat asalnya saja. Setelah itu telpon polsek, cepat ditanggapi, 10 menit sudah datang," kata Rofii.
Mortir yang ditemukan sudah berkarat (Foto: Istimewa) |
"Panjangnya kurang lebih 33 cm, diameter 9 cm," ujar Masdawati.
Masdawati mengatakan, berdasarkan informasi dari anggota jibom, mortir tersebut masih aktif. Namun benda berbahaya itu kini sudah aman dalam penanganan tim jibom.
"Sekolah ini dulu pernah mengalami kebakaran, untungnya mortir itu tak meledak," tandas Masdawati.
Kapolsek Simokerto menunjukkan mortir yang ditemukan (Foto: Istimewa) |












































Lokasi tempat penemuan mortir (Foto: Grasella Sofia Mingkid)
Mortir yang ditemukan sudah berkarat (Foto: Istimewa)
Kapolsek Simokerto menunjukkan mortir yang ditemukan (Foto: Istimewa)