Sebanyak 54 perahu layar tradisional dari Jawa, Madura dan Bali ikut andil dalam ajang perlombaan menaklukkan ganasnya Selat Bali. Mereka berlomba mengalahkan derasnya angin, ombak dan gelombang Selat yang memisahkan Jawa-Bali ini.
"Tahun ini lebih sulit. Anginnya kencang, gelombangnya juga tinggi ini. Jadi harus kerja keras mengendalikan arah perahu," ujar Gunawan, salah satu peserta kepada detikcom, Minggu (13/8/2017).
Danlanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Nazarudin mengatakan, ajang ini merupakan silaturahmi antar nelayan Jawa-Bali dalam mempererat persaudaraan. Tak hanya itu, kegiatan ini juga digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke 72 Republik Indonesia.
"Ini juga mendukung program pemerintah mewujudkan negara kita sebagai poros maritim dunia. Rakyat Indonesia tidak takut laut. Ganasnya Selat Bali ditaklukan oleh nelayan dengan menggunakan perahu. Dan ini (perahu) tanpa pakai mesin. Hanya mengandalkan layar," ujarnya.
Tak hanya itu, ajang ini, kata Danlanal Nazarudin, sebagai bentuk dukungan terhadap Pemkab Banyuwangi, dalam menggalakkan sektor pariwisata.
"Ini potensi pariwisata bahari di Banyuwangi. Seharusnya bisa diagendakan masuk dalam Banyuwangi Festival. Promosi kuat dan bisa diperbesar menjadi event nasional," tambahnya.
Dalam ajang lomba ini, perahu layar tradisional yang tercepatlah yang bisa menjadi jawara. Saking banyaknya jumlah peserta, panitia terpaksa membagi perlombaan beberapa sesi.
Sementara juga ada beberapa perahu layar tradisional yang harus minggu, lantaran patah layar ataupun katir (penyeimbang perahu) lantaran tabrakan atau terhempas angin. (bdh/bdh)