Beberapa kesenian yang ditampilkan diantaranya tarian khas Trenggalek Turangga Yaska, kesenian tiban, jaranan, pencak silat serta kesenian daerah dari berbagai penjuru nusantara.
Bupat Trenggalek, Emil Elestianto Dardak beserta istrinya Arumi Bachsin, termasuk Wakil Bupati Mochammad Nur Arifin tampak antusias untuk menyaksikan langsung jalannya pawai dari depan Pendapa Manggala Praja Nugraha.
Yang menarik sejumah komunitas kesenian Reog Ponorogo sempat meminta sang bupati dan wakilnya untuk naik ke kepala reog. Bahkan Emil dua kali diminta untuk naik reog dari komunitas yang berbeda.
"Tegang juga lah apalagi harus dua kali naik, kalau dilogika agak sulit itu sebenarnya, orang bawa reog terus ngangkat kita diatas pasti berat, tapi ya itulah seninya reog," katanya.
![]() |
"Saya naik reog itu tiga kali, pertama kali pada saat kampanye lalu dan yang kedua serta ketiga ya pada etnic carnival kali ini," ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Suami Arumi Bachsin ini menjelaskan, pawai budaya dan kesenian nusantara tersebut sengaja digelar untuk meramaikan peringatan Hari Kemerdekan Republik Indonesia yang ke-72.
Dijelaskan, dalam kegiatan tersebut melibatkan berbagai pegiat kesenian, mulai dari sekolah hingga berbagai komunitas yang ada di Kabupaten Trenggalek. Diharapkan, dengan penampilan seni budaya itu, masyarakat semakin mencintai dan tetap melestarikan warisan budaya yang ada di Indonesia.
"Jadi tidak hanya kesenian asli Trenggalek saja yang ditampilkan, tapi juga kesenian dari berbagai etnis dan daerah yang ada di Indonesia. Untuk tahun ini peserta dari kalangan masyarakat umum lebih banyak dibanding sekolah" imbuhnya.
(bdh/bdh)