Garam Prisma Jadi Solusi Cerdas Mengatasi Kelangkaan Garam

Garam Prisma Jadi Solusi Cerdas Mengatasi Kelangkaan Garam

Eko Sujarwo - detikNews
Sabtu, 12 Agu 2017 12:59 WIB
Foto: Eko Sujarwo
Lamongan - Petani garam di Jawa Timur mengeluh dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Akibatnya, produksi garam mereka menentu. Faktor itu menjadi salah satu penyebab, langkanya garam.

Melihat kondisi ini, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, mencoba memanfaatkan iklim laut dalam proses evaporasi garam, untuk memproduksi garam prisma.

Dengan cara evaporasi, produksi garam prisma bisa meningkat hingga naik 3-4 kali lipat dalam setahun. Bahkan, kualitas garam diakui juga jauh lebih bersih.

Wakil dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Guntur MS mengatakan, percobaan garam prisma ini sudah dilakukan sejak 2016 yang menggandeng PT Kencana Tiara Gemilang. Mereka melakukan percobaan di lahan garam milik Aripin Jami'an, petani garam asal Lamongan.

"Selain itu, untuk meningkatkan kualitas garam sehingga produktifitas bisa naik 3-4 kali lipat dalam setahun dengan kualitas yang jauh lebih bersih," kata Guntur di Lamongan, Sabtu (12/8/2017).

Dikatakan oleh Guntur, sistem prisma garam adalah modifikasi dari sistem greenhouse untuk kepentingan evaporasi air laut menjadi kristal garam dengan memanfaatkan angin dan humiditas udara.

Garam Prisma Jadi Solusi Cerdas Mengatasi Kelangkaan GaramFoto: Eko Sujarwo
Material prisma garam, kata Guntur, menggunakan plastik geomembrane yang khusus didesain untuk kepentingan evaporasi garam yang mampu menangkap panas udara secara maksimal untuk mempercepat proses evaporasi.

"Sistem prisma garam juga mampu melindungi air tua dari resiko curah hujan yang tinggi," terangnya

Lebih jauh, Guntur mengungkapkan, sistem prisma garam juga mampu mengeliminasi kotoran dan debu yang menempel di kristal garam sehingga garam lebih terjamin kebersihannya.

"Hasil produksi garam dengan menggunakan sistem prisma garam sangat bersih dengan rasa gurih alami yang tidak bisa kita dapatkan dari garam yang melalui proses cuci dan giling biasa," jelasnya.

Sementara, General manager PT. Kencana Tiara Gemilang, Eliana Widijansih mengungkapkan, perusahaannya adalah manufaktur plastik geomembrane dan agricultural dengan skope pemasaran sampai ke mancanegara.

Percontohan ini, menurut Eliana, diharapkan bisa menjadikan Indonesia swasembada garam, bahkan bisa export garam. "Kondisi ini tentu bukan impian Kosong semata, namun untuk merealisasikannya perlu kerjasama dan dukungan dari pemerintah, institusi pendidikan, petani garam dan pelaku ekonomi itu sendiri," tuturnya.

Eliana mengaku, KTG selalu berupaya menjawab kebutuhan pemakai plastik secara positif, sehingga kesan plastik adalah musuh alam bisa berubah menjadi plastik adalah sahabat alam.

"Menggunakan metode prisma garam ini, bisa dilakukan sepanjang waktu tanpa harus bergantung pada musim," ungkapnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.