Para petani garam mulai bisa berproduksi lagi pada pertengahan Juli karena cuaca membaik, setelah berbulan-bulan mandek akibat sering hujan hujan. Meski demikian, jumlah produksi hingga akhir Juli ini terhitung memuaskan.
"Mulai pertengahan bulan Juli lalu total garam yang telah dipanen mencapai 236,4 ton," kata Slamet Nur Handoyo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pasuruan, Kamis (10/8/2017).
![]() |
Menurutnya Slamet, jumlah 236,4 ton itu hanya sekitar 2 persen dari target produksi garam tahun ini yang dipatok sebesar 18.325 ton. Butuh banyak waktu dan didukung cuaca bersahabat untuk mengejar target tersebut, kata dia.
"Kalau produksi garam murni dipengaruhi faktor alam. Kalau cuaca panas seperti sekarang ini, garam bisa diproduksi. Tapi kalau sehari saja hujan, itu pengaruhnya luar biasa karena bisa menghambat pembuatan garam itu sendiri," terangnya.
Kabupaten Pasuruan memiliki total lahan garam seluas 243,2 hektare. Masing-masing terdapat di Desa Raci, Kecamatan Bangil seluas 150,7 hektar, di Kecamatan Kraton 85 hektar, di Kecamatan Lekok 7,5 hektar.
![]() |
"Dari total lahan itu 25 persen sudah panen. Kami dorong petani kebut produksi. Kalau cuaca baik, produksi garam bisa maksimal," terang Slamet.
Slamet menjelaskan, tahun lalu target produksi garam Kabupaten Pasuruan dipatok 15.120 ton dan terealisasi 806,120 ton, jauh melampaui target.
Di Kabupaten Pasuruan, selain petani tradisional, juga terdapat petani garam modern menggunakan geo-isolator meski jumlahnya masih sedikit. Tambak geo-isolator akan menghasilkan garam kualitas pertama (KWI). Selain ini, terdapat 2 unit rumah prisma yang dibangun di Desa Raci dan Kraton. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini