Jossy asal Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, mengaku lebih nyaman memakai seragam sekolah laki-laki. Dia juga terlihat membaur dengan rekan-rekannya di sekolah. Seragam tersebut, kata Jossy, dibelinya bersama dengan guru dan ibunya.
"Mulai Senin kemarin. Seneng pakai baju laki-laki. Seneng banget. Teman-temannya juga baik semua nggak ada yang godain," ungkap Jossy kepada wartawan, Selasa (8/8/2017).
Baca Juga: Keinginan Bocah Tanpa Kelamin Jadi Laki-laki Harus Didukung
Seminggu sebelumnya, Mike (38), guru sekolah Jossy mengaku sudah memberikan pengertian kepada rekan-rekan Jossy di sekolah terkait kondisi kesehatan Jossy yang sebenarnya. Para guru juga memberi pemberitahuan Jossy akan memakai seragam laki-laki.
"Kami seminggu sebelumnya sudah menggelar rapat dengan para guru. Sejak Jossy mengaku ingin menjadi laki-laki, semua guru di sekolah serta memberikan pengertian kepada murid-murid terkait kondisi Jossy yang sebenarnya," ujarnya.
"Ini dilakukan agar nanti tidak ada ada yang mempertanyakan atau melakukan bully ketika Jossy tidak lagi menggunakan seragam perempuan seperti biasanya," jelas Mike.
Baca Juga: Beri Motivasi, Bupati Anas Ajak Bocah Tanpa Kelamin Main Spinner
Sementara Betty Kumala Febriawati, psikolog RSUD Blambangan Banyuwangi mengatakan, keluarga dan lingkungan sekitar termasuk sekolah Jossy memberikan dukungan penuh. Salah satunya dengan menjelaskan kondisi Jossy yang sebenarnya jika ada yang bertanya.
Tak hanya itu, ia berharap keluarga dan lingkungan tidak membandingkan Jossy saat dia memakai baju perempuan dan saat memakai baju laki-laki.
"Saya meyakini jika lingkungan keluarga dan sekolah memberikan dukungan positif, maka Jossy akan menjadi lebih baik lagi. Jika ada yang tanya, dijelaskan saja yang sebenarnya tidak perlu ada yang ditutupi. Hanya saja khusus Jossy dia tetap harus didampingi tenaga ahli untuk masalah psikisnya," pungkas Betty. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini