Hal itu dikatakan Ketua DPD PAN Jombang Saichu. Dia mengaku telah menjalin komunikasi dengan Nyono yang juga menjabat Ketua DPD Golkar Jatim terkait rencana koalisi di Pilbup 2018.
"Kami tadi pagi sudah bertemu Pak Bupati (Nyono) sebelum ada pertemuan dengan PDIP di hotel Yusro, sudah ada komunikasi dan kerjasama politik dan akan dilakukan tindak lanjut berupa MoU (perjanjian kerjasama)," katanya kepada wartawan di kantor DPD PAN Jombang Jalan WR Supratman, Jumat (4/8/2017).
Saichu menyatakan PAN sepakat mengusung Nyono di Pilbup 2018. Nyono sendiri saat ini menjabat Bupati Jombang. Namun, ada syarat yang akan disodorkan PAN dalam koalisi dengan Partai Golkar.
"Kami menawarkan kader kami Ali Fikri untuk bisa bersanding terhadap mereka (menjadi pasanga Nyono di Pilbup 2018)," ujarnya.
Ali Fikri merupakan kader PAN yang pernah menjabat Bupati Jombang cukup singkat, yakni Juni-September2008. Sebelumnya, Ali menjadi Wakil Bupati periode 2003-2008 mendampingi Suyanto.
Sementara pada Pileg 2014 lalu, PAN hanya meraih 3 dari 50 kursi di DPRD Jombang. Tentunya kondisi ini membuat nilai tawar politik PAN di mata Golkar dan PDIP cukup lemah. Partai berlambang banteng moncong putih itu mempunyai 9 kursi, sedangkan Golkar 7 kursi. Koalisi dua partai besar yang sudah diresmikan siang tadi, sudah cukup untuk mengusung calon dari kader masing-masing.
"PAN punya figur, tetapi kami partai kelas menengah, kami akan berusaha. Karena seluruh partai di Jombang tak bisa mengusung sendiri, harus koalisi," tandasnya.
Sebelumnya PDIP dan Golkar Jombang meresmikan koalisi untuk Pilbup 2018. Kedua partai ini sepakat untuk berbagi kursi calon bupati dan wakil bupati. Meski hanya mempunyai 7 kursi di DPRD, Golkar mendapat kesempatan mengusung kadernya, Nyono di Pilkada nanti. Sementara pendamping Nyono dari PDIP. (bdh/bdh)