Salah satu korban penyekapan, Murdianto mengatakan, saat kejadian perampokan dia sedang menjaga rumah milik Jimmy Santoso di Jalan Soekarno Hatta 76 D Trenggalek. Saat itu sekitar pukul 00.30 WIB tiba-tiba ia mendengat suara mencurigakan dari depan rumah.
"Awalnya saya tidak mengira suara itu adalah perampok, karena biasanya ada kelelawar yang terbang dan menabrak pintu atau jendela. Setelah saya periksa ternyata ada enam pelaku perampokan dengan membawa linggis dan parang," kata Murdianto di lokasi, Jumat (4/8/2017).
Saat itu ia langsung syok karena tidak pernah membayangkan akan berhadap-hadapan langsung dengan para perampok bersenjata tajam. Ketegangan langsung memuncak, saat pelaku mendekatinya dan langsung dipukul hingga tersungkur. Korban pun langsung diikat dan sekap para perampok.
"Dalam pikiran saya, apakah kasus penyekapan seperti Jakarta itu akan terjadi pada diri saya. Saat itu pelaku bilang kamu pilih diam atau mati," kisahnya.
Murdianto menambahkan, di rumah pengusaha toko modern tersebut, ia bersama salah salah satu rekannya. Sedangkan pemilik rumah sedang berada di luar negeri. "Setelah disekap bersama rekan saya, pelaku langsung mengacak-acak seluruh isi rumah untuk mencari barang berharga," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu korban penyekapan yang lain adalah Okky Nathasya Mellynia menceritakan kisahnya. Saat kejadian ia sedang tidur di kamar bersama ayahnya Joko Purwanto.
"Saat itu saya terbangun dan melihat jam di HP sekitar pukul 02.00 WIB. Saya dengar ada suara orang membua pintu atau jendela dibuka, tapi saya biarkan, aku kira tantengnya. Kebetulan di dalam rumah itu ada tiga orang, saya, papa dan tante," katanya.
Selang beberapa saat kemudian, kawanan perampok tiba-tiba masuk ke kamarnya dan langsung menyekap Okky bersama ayahnya, Joko Purwanto. Dikatakan dia, para pelaku tidak banyak bicara dan hanya meminta dia dan ayahnya diam.
"Dia (pelaku) bawa linggis dan parang. Saat itu tangan dan mulut saya dipasang lakban, sedangkan kaki ditali menggunakan kain yang dirobek-robek, papa juga diikiat. Saat itu saya cuma bilang papa jangan diapa-apakan bawa saja uangnya," imbuhnya.
Setelah menyekap Okky dan ayahnya, pelaku terlebih dahulu mempereteli dua anting emas yang terpasang di telinganya. Kemudian komplotan perampok terbut langsung memburu sejumlah barang berharga yang ada di dalam rumahnya, termasuk uang tunai lebih dari Rp 100 juta.
Dia menambahkan, salah satu penghuni di rumahnya selamat dari penyekapan, karena berada di kamar dan dalam kondisi terkunci. Biasanya tente itu kalau tidur pintunya dikunci dan lampunya dimatikan," ujarnya.
Okky mengaku tantenya tersebut tidak berani keluar kamar saat pelaku melakukan aksi perampokan. Dia lebih memilik bersembunyi di bawah jendela kamar dan menghubung suami dan rekannya.
"Saya akhirnya bisa bebas dari penyekapan setelah dibantu sama yang jaga di rumah Pak Jimmy. Dia berhasil melepas sekapan, kemudian lari ke rumah kami sambil nangis dan melepas ikatan," imbuhnya.
Sebelumnya, kawanan perampok bersenjata tajam beraksi di rumah dua pengusaha di Kelurahan Kelutan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Para perampok menyasar rumah milik Jimmy Santoso, warga Jalan Soekarno-Hatta 76 D dan rumah milik Joko Purwanto di Jalan Soekarno-Hatta 76 A. Perampok yang diduga berjumlah enam orang itu masuk ke rumah korban dengan memanjat pagar melakang dan mencongkel jendela. (fat/fat)