"PDAM kita targetkan paling lama tahun depan ada wilayah airnya siap minum," kata Risma, Jumat (4/8/2017).
Target yang diberikan pada PDAM ini dikarenakan Risma menilai warga sudah terlalu berat jika masih harus dibebani membeli air minum kemasan.
"Tak kira bisa lah buat itu, karena warga sudah tinggi sekali beli air minum kemasan. Harus ditingkatkan lagi kualitas, derajat kehidupan terutama lingkungan yang berimplikasi pada kesehatan," ungkap Risma.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini minta PDAM agar segera melakukan ujicoba air siap minum. "Sementara di sekitar PDAM Ngagel biar bisa dikontrol. Sebetulnya kualitas setelah dari pengolahan sudah bagus. Bahkan dirut memastikan mereka ya harus buktikan sendiri kalau mereka tidak apa-apa sebelum diberikan ke warga," imbuh dia.
Jika air sudah layak siap minum dan diujicoba, apakah tarif akan naik? Risma menjamin tidak akan ada kenaikan tarif langganan air meski nanti kualitas airnya siap minum.
"Saya sampaikan tidak ada kenaikan tarif. Ada beberapa yang kita jual ke beberapa daerah lain. Ada dulu datanya rumah, tapi berubah jadi hotel. Seperti itu kan dari rumah tangga ke usaha. Saya minta naiknya karena penggunaan air. Misal biasa 10 kubik, diatas 10 kubik baru naik," ujar Risma.
Untuk menunjang layanan air siap minum, Risma mengungkapkan saat ini proses penggantian dan perbaikan pipa rusak, bocor dan peninggalan Belanda terus dilakukan.
"Beberapa wilayah itu kan ada yang biarpet. Nanti dengan perbaikan masyarakat penggunaannya lebih besar. Karena nyalanya lebih bagus dan kalau sumbernya sudah siap, cuma pipanya banyak yang bocor. Penggantian pipa peninggalan belanda itu juga perlu uang. Ada penyesuaian tarif dari rumah ke usaha," pungkas mantan Kepala Bappeko dan DKP ini. (ze/bdh)