"Kami hanya punya 70 tenaga medis. Padahal target imunisasi ini harus kelar dalam dua bulan ke depan. Makanya kami melibatkan langsung peran serta kader posyandu dan supervisor supaya bisa mencapai target," jelas Kepala Dinkes Kota Blitar, Ngesti Utomo ditemui di kantornya, Jumat (4/7/2017).
Menurut Ngesti, jumlah tenaga medis yang terbatas inilah merupakan kendala pemenuhan jumlah target penerima imunisasi di wilayah kerjanya. Meski begitu, dia berusaha menyelesaikan program ini tepat waktu.
Selama dua bulan, puluhan ribu anak itu akan menjadi target imunisasi. Imunisasi diperuntukkan bagi warga Kota Blitar yang berusia 9 bulan-15 tahun. Untuk anak-anak yang balita dan belum sekolah akan dilakukan imunisasi di posyandu. Sedangkan bagi anak yang sudah masuk usia sekolah akan dilakukan imunusasi di sekolah-sekolah.
"Tidak hanya warga Kota Blitar, bagi warga dari luar Kota Blitar yang menuntut ilmu di Kota Blitar-pun juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima imunisasi cacar dan rubella, karena ini merupakan program pemerintah pusat. Dan sudah kewajiban daerah untuk ikut mensukseskan," tuturnya.
Ngesti bersyukur, Kota Blitar yang terdiri dari tiga kecamatan ini lokasinya berdekatan. Sehingga relatif lebih memudahkan bagi pihaknya untuk menjalankan program imunisasi ini.
"Kalau luas wilayahnya jauh-jauh, tentunya akan menyulitkan, beruntung Kota Blitar dapat dijangkau dalam waktu singkat," ungkapnya.
Untuk bulan Agustus ini, Dinkes Kota Blitar lebih mengutamakan pemberian imunisasi di posyandu. Sedangkan untuk sekolah, serentak dimulai September mendatang. (fat/fat)











































