Bahan Murah, Satu Lukisan Pelepah Pisang Dihargai Rp 150-Rp 1 Juta

Bahan Murah, Satu Lukisan Pelepah Pisang Dihargai Rp 150-Rp 1 Juta

Ghazali Dasuqi - detikNews
Jumat, 04 Agu 2017 08:27 WIB
Lukisan dari pelepah pisang kering/Foto: Ghazali Dasuqi
Situbondo - Di tangan Taufiq Hasan (35), sampah pelepah pisang kering berhasil 'disulap' menjadi karya seni lukis yang punya daya tarik. Pria asal Dusun Blumbang RT 12 RW 04 Desa Wonokoyo, Kecamatan Kapongan, ini pun menjual hasil karyanya dengan harga murah, hanya berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 1 juta.

"Karena intinya, bagi saya karya seni itu minimal bisa menyenangkan masyarakat. Jadi saya tidak menjual mahal, paling mahal Rp 1 juta," kata Taufiq Hasan, Kamis (3/8/2017).

Taufiq mengemukakan, patokan harga itu itu didasarkan pada tingkat kesulitan lukisan. Di samping itu, juga pada banyaknya keragaman warna lukisan. Sebab, warna pelepah pisang kering tidak sama. Taufiq mengaku selama ini mendapat bahan baku pelepah pisang kering itu dari sejumlah wilayah di Situbondo.
Lukisan dari pelepah pisang kering/Lukisan dari pelepah pisang kering/ Foto: Ghazali Dasuqi

"Jadi warna pelepah pisang tiap daerah itu tidak sama, mungkin bergantung pada cuaca dan kesuburan tanahnya," paparnya.

Untuk pohon pisang yang ada di daerah Kecamatan Kapongan, sambung Taufiq, biasanya menghasilkan pelepah pisang kering berwarna agak putih bermotif garis. Sementara untuk pelepah pohon pisang kering warna kuning keemasan, Taufiq biasa mencarinya ke Kecamatan Arjasa. Sementara yang berwarna gelap atau hitam, didapatkan dari Kecamatan Sumbermalang.

"Saya punya banyak teman, jadi tidak susah mencarinya. Selama ini tidak beli, karena pelepah pisang itu khan biasanya dibuang karena dianggap tidak bermanfaat," tutur alumnus Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu.
Hasil lukisan dari pelepah pisang/Hasil lukisan dari pelepah pisang/ Foto: Ghazali Dasuqi

Seperti yang terlihat pada gambar lukisan Presiden RI pertama, Ir Soekarno. Taufik tampak lebih banyak memanfaatkan pelepah pisang berwarna gelap. Sehingga karyanya terlihat lebih hidup karena kontras dengan dasar lukisan.

"Saya juga terbuka, siapa saja yang mau belajar bisa datang ke sini. Sampai saat ini sudah ada tiga pemuda sini yang sering datang belajar," ujar Taufiq Hasan. (fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.