Pasar Klojen saat ini kondisinya layaknya pasar tradisional pada umumnya. Lokasinya sekitar 500 utara dari Stasiun Besar Malang atau Balai Kota Malang.
Baca Juga: Pasar Oro-Oro Dowo Malang, Pasar Tradisional Sejak Zaman Kolonial
![]() |
"Oro-Oro Dowo akan diadopsi ke Pasar Klojen. Kita masih usulkan anggaran ke DPRD untuk disetujui. Jika iya, pelaksanaan akan dilakukan tahun depan," terang Kadis Perdagangan Kota Malang Wahyu Setiyanto kepada detikcom, Selasa (1/8/2017).
Dijelaskan, pihaknya sudah membuat perencanaan revitalisasi dengan menyiapkan Detail Engineering Design (DED) yang serupa dengan Pasar Oro-Oro Dowo.
"DED sudah siap, sebagai bagian dari perencanaan revitalisasi, nanti jika anggaran disetujui dewan tinggal pelaksanaannya," ujar Wahyu.
![]() |
Dikatakan, untuk sementara revitalisasi dibebankan kepada APBD, karena dukungan dana pemerintah pusat digunakan untuk revitalisasi Pasar Gadang sebesar Rp 1,5 miliar.
Baca Juga: Ada Ruang Menyusui, Wifi, Hingga Troli di Pasar Oro-Oro Dowo
"Dana pusat juga kami harapkan ada, hingga akan mampu menambah dukungan dana revitalisasi. Rencananya, Klojen kita anggarkan kurang lebih Rp 5 miliar," beber Wahyu.
![]() |
Pasar Oro-Oro Dowo Malang dibangun tahun 1930-an oleh Belanda. Sejak dulu pasar memiliki luas 3.400 meter persegi dan menampung 251 pedagang dengan kios berjumlah 71 dan kios sebanyak 180 unit, ini dijadikan pasar tradisional.
Dalam setahun belakangan, Pasar Oro-Oro Dowo bersih dan nyaman. Pasar ini direvitalisasi dengan wajah dan fasilitas modern yang kelar setahun lalu dengan menelan dana Rp 7 miliar. Tidak ada kesan becek dan berbau. Apalagi, pasar tersebut dilengkapi CCTV, wifi, ruang menyusui hingga troli untuk meringankan saat membawa barang belanjaan.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini