Kapal Nelayan Probolinggo Tenggelam Diterjang Ombak, Satu Meninggal

Kapal Nelayan Probolinggo Tenggelam Diterjang Ombak, Satu Meninggal

M Rofiq - detikNews
Selasa, 01 Agu 2017 18:29 WIB
ilustrasi/Foto: Istimewa/Darul Hasyim Fath
Probolinggo - Kapal tradisional milik nelayan perairan pantai utara Kabupaten Probolinggo tenggelam akibat diterjang ombak. Seorang nelayan tewas karena tidak bisa berenang.

Jenazah Karpi (55) ditemukan tewas satu jam setelah peristiwa terjadi.

Saat peristiwa terjadi, Kapri bersama anaknya Yudi (25) berangkat melaut ke perairan laut utara. Padahal, kapal yang digunakan Kapri sudah tidak layak. Namun masih tetap dipaksakan untuk melaut.

Slamet, Ketua paguyuban nelayan Randuputih mengungkapkan, informasi tenggelamnya kapal milik Karpi diketahui setelah anaknya yang bernama Yudi melaporn ke perangkat Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih. Dia memberitahu jika kapal yang digunakannya bersma ayahnya mencari ikan telah karam. Sedangkan ayahnya saat itu tidak ditemukan karena disapu ombak.

"Setahu saya, Kapri belakangan ini mengalami sakit-sakitan, apalagi dia tidak bisa berenang," ujar Slamet, kepada wartawan saat di Desa Randuputih, Selasa (1/8/2017).

Setelah satu jam mencari korban jelas Slamet, akhirnya jenazah Karpi diketemukan, Namun tak bisa segera dievakuasi lantaran kondisi gelombang tinggi disertai angin kencang.

Karena kesulitan membawa jenazah Kapri, para nelayan sepakat mengikat dengan 2 jerigen sebagai penanda hingga menunggu kapal Satpolairud datang untuk mengevakuasi jenazah.

Namun, hingga menunggu 6 jam, kapal Satpolairud maupun Tagan tidak kunjung datang. Akhirnya mereka memutuskan membawa jenazah Kaprii dengan kapal nelayan.

"Selama 6 jam kami menunggu Satpolairud dan Tagana, yang informasinya akan melakukan evakuasi, ternyata masih belum datang juga," ujarnya.

Terpisah, seorang petugas Tagana Kabupaten Probolinggo, Sugiman Adi Purnomo beralasan jika pihaknya dan Satpolairud tidak ke lokasi lantaran tidak ada kapal yang berani untuk melaut, lantaran tingginya gelombang dan kencangnya angin.

"Dari laporan yang kami terima, kapal milik Satpolairud sedang rusak dan diservis di dock perbaikan, dan apabila memaksakan diri untuk melaut menggunakan kapal karet, kami khawatir kapalnya justru akan terbalik oleh ombak," ujarnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait