Meski berpakaian perempuan, namun tingkah laku dan sikap Dwi Josi cenderung seperti bocah laki-laki lainnya.
"Saya pengen jadi laki-laki. Gak enak dan gak nyaman (pakai baju perempuan. Saya inginnya mejadi laki-laki setelah lulus SD," kata Josi saat ditemui di sekolahnya, SDN VI Genteng Kulon, Banyuwangi, Selasa (1/8/2017).
Jika dilihat sepintas, Josi terlihat sehat. Hanya saja tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Maklum, di usia 14 tahun, bobot tubuh Josi hanya 16 kilogram.
Dalam kesehariannya, Josi tak menyukai kegiatan perempuan. Hobi bocah kelas 6 ini lebih suka bermain bola dan bulu tangkis.
Dia berharap, kondisi fisiknya tersebut bisa operasi dan organ dalamnya tak terburai lagi. Lalu, status kelaminnya bisa jelas, menjadi laki-laki.
Sementara itu, Sumarni, ibu kandung Dwi Josi membenarkan jika anaknya tersebut memiliki keinginan menjadi laki-laki.
"Jiwa laki-laki Josi muncul mulai kelas 5 SD. Anaknya minta jadi laki-laki," ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Pamberian status perempuan, jelas Sumarni, sesuai dengan permintaan dokter di RSUD Dr Soetomo, saat Dwi Josi baru dilahirkan dan dirawat.
"Makanya saya bingung sebenarnya status anak saya. Dokter menyarankan seperti itu," ujarnya. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini