"Terus terang sejak direvitalisasi, jumlah pengunjung terus meningkat. Pada jam-jam ramai biasa orang ke pasar bisa sampai seribu pembeli yang datang," ungkap Kepala Pasar Oro-Oro Dowo Endang Sri Sundari kepada detikcom, Selasa (1/8/2017).
Jauh sebelum diubah, pengunjung Pasar Oro-Oro Dowo hanya biasa-biasa saja, atau hanya belasan orang. Menjelang siang, pasar sudah ditinggalkan pedagang. Di pasar ini, pengunjung bisa saja bersantai, duduk sejenak sembari menikmati tayangan televisi yang dipasang oleh pengelola pasar. Pengunjung bisa semakin betah dengan fasilitas wifi yang ada di area pasar.
![]() |
"Tempat duduk untuk istirahat, wifi juga ada, begitu juga dengan CCTV sebagai alat pengamanan," beber Endang. Sejak berdiri, Pasar Oro-Oro Dowo di Jalan Guntur, sudah menjadi pusat belanja kebutuhan pokok.
Jam buka pasar mulai pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Ada sekitar 250 pedagang yang berjualan di pasar peninggalan jaman Belanda ini.
Endang mengatakan, selama pasar tutup tidak satupun orang diperbolehkan menginap. Adanya kelengkapan fasilitas berupa CCTV sudah menjamin keamanan pasar.
![]() |
"Ini aturannya, aman diharapkan karena ada CCTV. Tidur menginap tidak diperbolehkan di dalam pasar," terang Endang.
Bagi Sujiyati, kondisi Pasar Oro-Oro Dowo saat ini telah banyak memberikan kenyamanan, ketika dirinya berbelanja. "Bersih, nyaman ada troli juga," katanya ditemui detik.com.
Sujiyati sudah bertahun-tahun belanja di pasar dibangun masa kolonial itu. Hal sama dikatakan Irma (37), ibu rumah tangga ini mengaku betah untuk belanja di Pasar Oro-Oro Dowo. "Kalau dulu memang kurang nyaman, sepi dan kotor," terangnya terpisah. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini