Hingga kini, ada 20 kios yang masih dipertahankan. Kios berjajar di area depan memiliki bentuk gaya lama dengan pondasi bebatuan besar. Struktur bangunan kios masa kolonial hingga kini masih bisa dilihat dan bertahan. Kios-kios berada di deretan depan pasar, banyak menjual kebutuhan pokok. Berbeda dengan dagangan penjual di dalam pasar, yang menjajakan dagangan basah, seperti ikan, sayuran, dan lain-lain.
Sejak berdiri, Pasar Oro-Oro Dowo di Jalan Guntur ini sudah menjadi pusat belanja untuk kebutuhan pokok. Dibangun pada tahun 1932, pasar memiliki luas 3.400 meter persegi dan mampu menampung 251 pedagang dengan kios berjumlah 71 dan los sebanyak 180 unit.
![]() |
"Kalau kata orang-orang pasar dibangun tahun 1930-an, oleh Belanda. Sejak dulu pasar ini memang dijadikan pasar tradisional," ujar Kepala Pasar Oro-Oro Dowo Endang Sri Sundari berbincang dengan detikcom di ruang kerjanya, Selasa (1/8/2017).
Seperti halnya, kata Endang, pasar tradisional di Kota Malang, banyak masyarakat sekitar yang berbelanja di Pasar Oro-Oro Dowo. Karena lokasinya berada di kawasan pemukiman elite, Pasar Oro-Oro Dowo tidak buka 24 jam.
"Dulu paling sampai jam 12 siang sudah sepi, jarang pembeli datang sore hari. Hanya bedak atau kios yang didepan tetap buka," beber Endang. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini