Pasar Oro-Oro Dowo Malang, Pasar Tradisional Sejak Zaman Kolonial

Pasar Oro-Oro Dowo Malang, Pasar Tradisional Sejak Zaman Kolonial

Muhammad Aminudin - detikNews
Selasa, 01 Agu 2017 08:32 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Pasar Oro-Oro Dowo adalah salah satu pasar, dari 26 pasar tradisional di Kota Malang. Khusus Oro-Oro Dowo lebih spesial, karena pasar ini dibuat pada masa penjajahan Belanda. Lokasinya tidak berada jauh dari Jalan Ijen. Zaman dahulu, tempat para ekspatriat tinggal selama berada di Kota Malang.

Hingga kini, ada 20 kios yang masih dipertahankan. Kios berjajar di area depan memiliki bentuk gaya lama dengan pondasi bebatuan besar. Struktur bangunan kios masa kolonial hingga kini masih bisa dilihat dan bertahan. Kios-kios berada di deretan depan pasar, banyak menjual kebutuhan pokok. Berbeda dengan dagangan penjual di dalam pasar, yang menjajakan dagangan basah, seperti ikan, sayuran, dan lain-lain.



Sejak berdiri, Pasar Oro-Oro Dowo di Jalan Guntur ini sudah menjadi pusat belanja untuk kebutuhan pokok. Dibangun pada tahun 1932, pasar memiliki luas 3.400 meter persegi dan mampu menampung 251 pedagang dengan kios berjumlah 71 dan los sebanyak 180 unit.
Pasar Oro-Oro Dowo Malang Peninggalan Zaman Kolonial/Pasar Oro-Oro Dowo Malang Peninggalan Zaman Kolonial/ Foto: Muhammad Aminudin

"Kalau kata orang-orang pasar dibangun tahun 1930-an, oleh Belanda. Sejak dulu pasar ini memang dijadikan pasar tradisional," ujar Kepala Pasar Oro-Oro Dowo Endang Sri Sundari berbincang dengan detikcom di ruang kerjanya, Selasa (1/8/2017).

Seperti halnya, kata Endang, pasar tradisional di Kota Malang, banyak masyarakat sekitar yang berbelanja di Pasar Oro-Oro Dowo. Karena lokasinya berada di kawasan pemukiman elite, Pasar Oro-Oro Dowo tidak buka 24 jam.

"Dulu paling sampai jam 12 siang sudah sepi, jarang pembeli datang sore hari. Hanya bedak atau kios yang didepan tetap buka," beber Endang. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.