Untuk tahun ini, tarian yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kemendikbud pada 2013 lalu itu, akan menyemarakkan peringatan kemerdekaan Indonesia pada Agustus mendatang.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, penampilan Tari Gandrung dalam acara resmi nasional merupakan kehormatan bagi warga daerah.
"Ini merupakan apresiasi tinggi dari pemerintah pusat, dari Presiden, dari kementerian terkait dan Badan Ekonomi Kretif (Bekraf) yang menjadi panitia, terhadap kekayaan seni budaya nusantara. Artinya kita semua sepakat bahwa keragaman seni budaya nusantara ini bukan menjadi pemecah belah, tapi perekat bangsa," ujar Anas kepada detikcom, Senin (31/7/2017).
![]() |
Anas menambahkan, pengalaman tampil di peringatan Sumpah Pemuda di Istana tahun lalu, menjadi pengalaman tak ternilai bagi pelajar SMA di Banyuwangi. Ini bisa menjadi spirit bagi anak-anak muda untuk berkarya lebih baik dan lebih keras dalam mengejar mimpi-mimpinya.
"Dengan diundangnya kesenian daerah ke Istana, para seniman muda Banyuwangi memperoleh pengalaman berharga tak terlupakan. Apalagi, mayoritas yang tampil adalah anak-anak muda usia SMA," ujarnya.
Anas juga berterima kasih kepada seluruh seniman dan budayawan di Banyuwangi yang selama ini terus berkarya tanpa lelah mengembangkan seni-budaya daerah.
"Ada banyak seniman dan budayawan lintas generasi dari tua sampai muda yang terus bersemangat. Karya kreatif mereka juga difasilitasi lewat festival-festival budaya di Banyuwangi," ujarnya.
Untuk mengangkat dan melestarikan kesenian daerah, Pemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar atraksi kolosal Festival Gandrung Sewu. Lebih dari seribu penari muda Gandrung tampil dalam acara yang selalu digelar di bibir pantai tersebut.
"Tahun ini Festival Gandrung Sewu akan digelar pada 8 Oktober. Aksi kolosal tari gandrung ini selalu ditunggu-tunggu wisatawan," imbuh Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda. (fat/fat)