Mahakarya yang ditampilkan oleh sepuluh desainer nasional berkolaborasi dengan 15 IKM lokal berhasil menyuguhkan suguhan apik yang mempesona dalam panggung BBF yang digelar di Taman Blambangan, Sabtu (29/7/2017) malam.
Foto: Ardian Fanani |
Desainer Allets dan IKM batik sekar kedaton blambangan yang menampilkan baju pesta dari batik pewarna alam, Gregorius Vici dan IKM Pendawi Batik dan Batik Seblang dengan desain khas retro, desainer Aldre dengan IKM Batik Nozzah menampilkan 10 desain baju batik pria.
Foto: Ardian Fanani |
Perhatian pada generasi muda juga mendapatkan apresiasi oleh Mendag. Generasi muda ikut melestarikan kekayaan batik daerah salah satunya melalui sekolah kejuruan batik yang dibangun Pemkab Banyuwangi. "Ini yang masih jarang saya temui di daerah lain," cetus Mendag.
Foto: Ardian Fanani |
"Kami akan terus menggelar berbagai even untuk mengangkat pamor daerah dan tidak lupa juga terus meningkatkan kekayaan lokal kami, seperti batik ini. Motif-motif batik terus kami eksplorasi dari kekayaan potensi yang dimiliki Banyuwangi," kata Anas.
BBF sebelumnya mengangkat motif Gadjah Oling, Kangkung Setingkes, Paras Gempal dan Sekar Jagad Blambangan, kali ini BBF menampilkan motif Kopi Pecah. Motif yang juga sarat filosofis sebagaimana motif batik Banyuwangi yang lainnya. "Motif kopi pecah memuat pesan sesuatu yang bagus harus melalui proses dan pengorbanan sebagaimana kopi berkulitas didapatkan," terang Anas.
Foto: Ardian Fanani |
Meski digelar setiap tahun, even ini tetap mendapat animo yang tinggi dari masyarakat Banyuwangi. Seperti yang dituturkan Endang Budahati yang setiap tahun menyempatkan diri menonton BBF.
Foto: Ardian Fanani |
Pagelaran batik ini pun ditutup manis lewat alunan merdu penyanyi Isyana Sarasvati. Selama satu jam, masyarakat Banyuwangi dan undangan terbius suara merdu penyanyi yang sering membawakan lagu galau ini.
(bdh/bdh)












































Foto: Ardian Fanani
Foto: Ardian Fanani
Foto: Ardian Fanani
Foto: Ardian Fanani
Foto: Ardian Fanani