Sukadi, salah satu pembuat batu bata merah di Desa Kincangwetan Kecamatan Jiwan, Madiun mengaku gara-gara garam langka, dirinya tidak bisa maksimal menyelesaikan produksinya.
"Sekarang garam mahal, kita tidak pakai garam wing. Lha wong satu karung 250 ribu sampai 300 ribu biasanya 150 ribu. Untuk membakar biar warnanya cepet merah, kalau tidak pakai garam ya kurang sempurna tidak bisa merah, akhirnya harganya juga ditawar murah oleh pembeli," jelas Sukadi saat ditemui di lokasi pembakaran batu merah, Jumat (28/7/2017).
![]() |
Sambil menata batu bata yang akan dibakar, Sukadi menuturkan untuk setiap pembakaran 10.000 batu bata biasanya menggunakan satu karung garam kasar. Harga batu bata yang sempurna berwarna merah biasanya dihargai Rp 450 ribu/1.000 batu bata. Namun karena warna merahnya tidak sempurna, harganya jadi Rp 300 ribu sampai Rp 350.
Hal senada juga dikeluhkan Katinah (53) dan Giwo (54) warga RT 27 RW 5. Akibat kenaikan garam, omzet penjualan juga menurun. Dalam seminggu biasanya bisa menjual 20 ribu batu bata merah, kini hanya bisa terjual 10 ribu saja. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini