Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, M Syaikul Munib mengatakan mereka rata-rata berusia di atas 75 tahun. Sehingga masuk kategori rentan dan membutuhkan perhatian khusus.
Selain usia, dari 186 CJH juga banyak yang mempunyai riwayat penyakit sehingga membutuhkan treatment secara kontinyu. Biasanya pihak keluarga yang ikut mendampingi selama haji akan sangat membantu petugas.
"Mereka membutuhkan pendampingan dari keluarganya, sehingga dapat membantu selama di Tanah Suci," kata Syaikul Munib ditemui di kantornya, Jumat (28/7/2017).
![]() |
Salah seorang CJH yang didampingi keluarganya yakni Markutik (67) warga Desa Plumpungrejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Nenek ini akan didampingi putranya, M Dawamin Nurhadi (44). Ditemui di rumahnya, Dawamin mengaku bersyukur karena ibunya masib diberi izin berangkat menjadi tamu Allah tahun ini. Sebab, selama 10 bulan terakhir, ibunya sakit dan harus menggunakan kateter. Markutik penderita diabetes yang mengalami gangguan penglihatan.
Dawamin bersyukur karena kondisi ibunya membaik sebelum lebaran sehingga lolos pemeriksaan kesehatan. Namun sebagai syarat ibunya yang berangkat, Dawamin harus mendampingi sebagai mahrom ibunya.
"Alhamdulillah, syukur pada Allah, ibu saya sempat tidak diperbolehkan, namun akhirnya dapat berangkat. Semoga ibu saya dapat melaksan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur," ungkapnya.
Berbagai persiapan sudah DIlakukan untuk sang ibunda. Seperti harus membawa pempers dan obat-obatan yang sudah diberikan oleh dokter untuk persiapan di tanah suci saat dibutuhkan. "Ini obat-obatan sudah saya siapkan untuk persiapan jika dibutuhkan di sana," jelasnya.
CJH Kabupaten Blitar yang tergabung dalam kloter 11, tanggal 29-30 Juli mendatang akan diberangkatkan ke Tanah Suci melalui Embarkasi Surabaya. (fat/fat)