Pagelaran Makaryo Tani, Cara Banyuwangi Ajak Generasi Muda Bertani

Pagelaran Makaryo Tani, Cara Banyuwangi Ajak Generasi Muda Bertani

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 27 Jul 2017 20:43 WIB
Warga juga turut dalam festival ini ( Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi - Banyuwangi terus mengangkat potensi daerahnya melalui festival. Setelah sukses menggelar Gombengsari Farm Festival (GFF) di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Rabu (26/7) kemarin, kali ini di Desa Sragi, Kecamatan Songgon, digelar pagelaran Makaryo Tani 2017.

Ajang yang digelar bersama dengan warga desa setempat, yang tergabung dalam Sobujo atau Soko Bumi Jowo ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan semangat petani pada generasi muda. Acara tersebut banyak melibatkan generasi muda.

Anak - anak usia SD dan SMP terlihat berebut ikan lele dan sebagian lagi menanam padi di petak sawah yang disediakan panitia. Tanpa rasa takut maupun jijik, mereka berlari berebut lele, sehingga lumpur membasahi seluruh tubuh mereka. Mereka tertawa ketika berhasil mendapat ikan.

Anak-anak saling berebut lele di sawahAnak-anak saling berebut lele di sawah (Foto: Ardian Fanani)
Sementara itu, ratusan lainnya memilih berlumur lumpur untuk menanam padi. Banyak yang tidak tahu bagaimana cara menanam padi. Ada yang satu ikat padi langsung ditanam, padahal seharusnya satu persatu. Ada pula yang menanam dengan berjalan maju, padahal seharusnya berjalan mundur.

"Acara ini unik dan patut diapresiasi. Diprakarsai oleh dan melibatkan seluruh warga desa. Bagaimana pertanian, bisnis, dan pariwisata bisa dipadukan di sini. Yang terpenting ada edukasi untuk anak-anak," kata Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiyatmoko kepada sejumlah wartawan, Kamis (27/7/2017).

Acara ini difokuskan untuk mengangkat pamor petani. Menumbuh kembangkan kecintaan masyarakat dan generasi muda kepada pertanian. Terutama pertanian yang ramah lingkungan, seperti penanaman padi dan pepaya organik, pupuk organik yang tidak memakai obat-obatan.

"Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pertanian di Jawa Timur. Itu yang harus dipertahankan," kata Yusuf.

Sementara itu, Resfolidia, Kasubdit Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, yang turut hadir di acara tersebut mengatakan baru pertama kali melihat acara seperti ini.

Acara diletakkan di tengah sawah, dengan tata panggung yang dikemas dengan menggunakan jerami. Produk-produk pertanian yang menjadi konsumsi juga dipamerkan disana.

"Yang paling membuat saya terharu, banyak anak-anak yang ikut terlibat. Selama ini saya di berbagai acara pertanian, ketemunya ya sama petani," kata Resfolidia.

Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas generasi, mulai anak kecil hingga orang tua turut terlibat.

"Ini upaya untuk mempekenalkan dunia pertanian pada anak-anak," kata Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi.

Menurut Arief, anak-anak dan pemuda harus diperkenalkan terhadap pertanian untuk regenerasi. Apalagi banyak produk-produk pertanian organik, yang menjadi unggulan Banyuwangi. Seperti beras organik Banyuwangi yang diminati pasar nasional dan mancanegara.

Banyak juga yang mencoba belajar bertanam padiBanyak juga yang mencoba belajar bertanam padi Foto: Ardian Fanani
(iwd/iwd)
Berita Terkait