Ditemui di rumahnya di Dusun Bangsri, Desa Modopuro, Mojosari, nenek Sulikah tengah sibuk memeriksa perbekalan haji miliknya. 16 Juli lalu, usia ibu 7 anak ini genap 82 tahun. Di tengah kondisi fisiknya yang tak lagi muda, Sulikah mengaku masih bersemangat untuk menunaikan rukun Islam ke lima itu. Sejumlah persiapan fisik pun dia lakukan agar tetap bugar.
"Saya jalan-jalan cepat empat kilometer dan lari-kecil, bersih-bersih rumah, ya dua hari sekali," kata Sulikah didampingi anak ke empatnya, Kamis (27/7/2017).
Sulekah mengaku baru kali ini menunaikan ibadah haji. Sebagai istri pensiunan PNS, dia hanya mengandalkan tunjangan pensiunan almarhum suaminya. Ya, sang suami, Sumardi yang merupakan mantan kepala sekolah meninggal tahun 1988 silam.
"Saya menabung sejak tujuh tahun yang lalu. Seharusnya berangkat tahun 2019, karena tergolong lansia, pemberangkatan dipercepat tahun ini," ujarnya.
Salah seorang putri Sulekah, Eminarti (53) mengaku tak tega membiarkan sang ibu berangkat haji seorang diri. Apalagi cuaca di Arab Saudi tergolong ekstrem saat siang dan malah hari. Dia khawatir kesehatan sang ibu terganggu selama 40 hari di tanah suci.
"Ibu berangkat didampingi dua keponakannya, semoga ibu menjadi haji mabrur," ungkapnya.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Mojokerto Mukti Ali membenarkan jika Sulekah haji tertua di Kabupaten Mojokerto. Sulekah tergabung di kloter 81 yang diberangkatkan 25 Agustus nanti.
"Haji termuda dipegang oleh Tigo Muhammad (19), warga Sooko Indah, Sooko," terangnya.
Menurut Mukti, CJH yang akan berangkat melalui kloter Kabupaten Mojokerto tahun ini mencapai 1.790 orang. Kloter 58 akan diberangkatkan 16 Agustus, kloter 78, 79 dan 80 tanggal 24 Agustus, sedangkan kloter 81 diterbangkan 25 Agustus. (fat/fat)