Hampir Punah, Cabai Jamu Kembali Dibudidayakan Warga Banyuwangi

Hampir Punah, Cabai Jamu Kembali Dibudidayakan Warga Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 26 Jul 2017 14:17 WIB
Murkamto saat merawat tanaman cabai jamu miliknya/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Budidaya pertanian Cabai Jamu (Piper retrofractum Vahl) terus dikembangkan oleh masyarakat Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Cabai yang biasanya digunakan sebagai campuran jamu dan berkhasiat untuk tubuh ini, rupanya menjanjikan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Murkamto (45), adalah salah satu warga setempat yang kembali menggalakkan penanaman Cabai Jamu beberapa tahun ini. Dia tertarik mengembangkan kembali cabai jamu ini, karena menjanjikan keuntungan yang besar. Per kilo kering cabai jamu ini dihargai Rp 30 ribu oleh pengepul.

"Harganya mahal, makanya saya tanam sekitar seperempat hektar. Ini untuk jamu dan rempah-rempah makanan," ujarnya kepada detikcom, Rabu (26/7/2017).

Cabai jamu ini, kata Murkamto, sudah hampir punah di wilayah tersebut. Sejak ditanam pada zaman Belanda, pengembangan tanaman cabai jamu sempat terhenti. Oleh karena itu dirinya mengajak warga lain di sekitar untuk menanam kembali tanaman tersebut.

"Sudah dua tahun setengah kita kembangkan. Ada sekitar 13 orang dan membentuk kelompok Rukun Makmur. Kita sudah tanam 2 hektar," ujarnya.

Untuk perawatan, tambah Murkamto, tidak begitu sulit. Karena tanaman ini tidak membutuhkan obat-obatan. Hanya dengan pemupukan rutin bisa panen sepanjang tahun. Rata-rata panen dilakukan setiap 10 sampai 15 hari.

Sementara penanaman bisa dilakukan halaman dan kebun. Penanaman di kebun, bisa dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman buah naga dan jeruk.

"Dari mulai tanam sampai 8 bulan mulai panen. Pengembangan terus kita lakukan," pungkasnya.

Pengembangan tanaman cabai jamu ini mendapatkan dukungan dari PT Bumi Suksesindo (BSI). Operator tambang emas di Gunung Tumpangpitu, Pesanggaran itu, memberikan bantuan 5000 benih cabai jamu kepada kelompok 'Rukun Makmur' melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

"Benih ini akan dikembangkan oleh Kelompok Rukun Makmur. Kemudian nantinya akan dikembangkan dan dibagikan ke masyarakat. Program CSR ini tidak berhenti sampai disini saja. Karena ini merupakan program bergulir. Setelah dikembangkan, nantinya bibit akan disebarkan ke masyarakat," ujar Bambang Wijonarko, Senior Manager External Affairs PT BSI kepada sejumlah wartawan.

Tak hanya memberikan benih, PT BSI juga akan melakukan pembinaan terhadap kelompok petani Rukun Makmur. Mulai dari penanaman, pada masa panen hingga penjualan, akan didampingi oleh PT BSI.

"Kami hadir untuk masyarakat. Berkhidmad berbagi manfaat untuk masyarakat sekitar tambang emas," pungkasnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.