Sempat Salah Ketik, MUI Jatim Revisi Surat Dukungan Palestina

Sempat Salah Ketik, MUI Jatim Revisi Surat Dukungan Palestina

Rois Jajeli - detikNews
Selasa, 25 Jul 2017 11:40 WIB
Surat edaran MUI Jatim yang terjadi kekeliruan dan menjadi viral (foto: Istimewa)
Surabaya - Surat edaran Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tentang sikapnya terhadap krisis di Masjid Al Aqsa, Palestina, sempat terjadi kekeliruan dan menjadi viral.

Surat yang ditujukan untuk pimpinan MUI di kabupaten dan kota Se Jatim terjadi kekeliruan, tempat yang dituju tertulis Jakarta dan tahun hijriyah tertulis 1437. MUI Jatim langsung merevisi surat bernomor 53/MUI/JTM/VII/2017.

"Kita akui ada kesalahan ketik pada lokasi kota dan tahun hijriyah di pojok kanan. Tapi surat tersebut sudah kita revisi dan kita kirim lagi ke seluruh MUI kabupaten dan kota Se Jawa Timur," katq Ainul Yaqin, Sekretaris Umum MUI Jatim, Selasa (25/7/2017).
Sempat Salah Ketik, MUI Jatim Revisi Surat Dukungan PalestinaSurat MUI Jatim yang sudah direvisi dan yang terjadi kesalahan ketik. (Foto:Istimewai)


Ia menerangkan, surat edaran tersebut sudah direvisi, namun yang tersebar dan menjadi viral adalah surat edaran yang belum direvisi.

"Secara subtansi isi surat edaran tersebut benar. Hanya lokasi Jakarta sudah kita revisi menjadi Surabaya. Dan tahun hijriyah sudah direvisi menjadi 1438 H atau 24 Juli 2017," jelasnya.

Terkait isi surat tersebut, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori mengajak seluruh umat Islam membaca Qunut Nazilah di setiap salat 5 waktu.

Bacaan doa tersebut, dalam surat tersebut untuk menyikapi perilaku Israel yang semakin brutal kepada warga Palestina yang menembaki umat Islam salat di Masjid Al Aqsa.
Sempat Salah Ketik, MUI Jatim Revisi Surat Dukungan Palestinasurat MUI Jatim yang sudah direvisi (Foto: Istimewa)


"Kami mengajak umat Islam, tidak hanya di Jawa Timur saja, tapi seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia untuk mendoakan umat Islam di Palestina," terang KH Abdusshomad Buchori.

Ia menambahkan, umat Islam saat ini di seluruh dunia mencapai sekitar 1,7 milliar jiwa. "Dan kita tidak boleh, umat sebesar ini hanya diam melihat saudaranya dizalimi. Kita tidak boleh membisu," ujarnya. (roi/ugik)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.