Alhamdulillah, keinginan Nenek Murip tahun ini terkabul. Dia bersama rombongan kloter 18 akan berangkat menunaikan ibadah haji pada 1-2 Agustus.
"Tahun lalu tidak jadi berangkat, karena hanya masuk cadangan sehingga digeser untuk yang usianya lebih tua dari saya," cerita Nenek Murip saat ditemui di rumahnya di Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Lamongan, Senin (24/7/2017).
Untuk bisa memenuhi cita-cita berangkat ke tanah suci, Nenek Murip pada tahun 2005 terlebih dulu berangkat ke Malaysia untuk mengumpulkan dana tambahan guna mendaftar haji. Di negeri jiran, Nenek Murip berkerja sebagai pemulung dan pemijat.
"Hasil dari tambahan memulung dan memijat di Malaysia ini akhirnya bisa saya pakai untuk daftar haji sekitar tahun 2010," kata Nenek Murip.
Nenek Murip yang ditinggal suaminya sejak 4 anaknya masih kecil-kecil, tetap melakoni profesinya sebagai pemulung dan pemijat tradisional sepulangnya dari Malaysia.
![]() |
Tak sia-sia, ikhtiar dan doanya selama ini, tahun 2016 menerima pemberitahuan kalau ia harus melunasi biaya haji sebesar Rp 15,5 juta. Kekuangan itu pun langsung ia lunasi dari hasil kerja kerasnya sebagai pemulung dan memijat.
"Dari penjualan sampah antara Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu selalu saya sisihkan untuk biaya naik haji," ujarnya.
Hanya satu harapan Nenek Murip ketika berangkat bersama jamaah calon haji Lamongan pada 1-2 Agustus mendatang, yaitu bisa menjadi hajah yang mabrur dan bisa kembali pulang ke tanah kelahiran dengan selamat. "Mohon doanya semoga saya bisa menjadi haji mabrur dan pulang kembali dengan selamat," ungkapnya.
Nenek Murip rencananya akan berangkat ke tanah suci pada 1 Agustus mendatang, dan tergabung dalam kloter 18 Embarkasi Surabaya. Nenek Murip akan menunaikan rukun Islam ke 5 bersama 1.331 jamaah calon haji asal Lamongan lainnya. Lamongan terbagi dalam 3 kloter haji, yaitu kloter 18, 19 dan 20. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini