"Informasi yang kami himpun dari tetangga maupun perangkat desa, memang benar pelaku ini pernah depresi berat, bahkan beberapa kali mencoba bunuh diri," kata Kapolsek Kampak, Iptu Anwar di lokasi, Sabtu (22/7/2017).
Namun menurutnya, untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut termasuk melalui dokter ahli jiwa. Pihaknya belum berani memastikan pemicu penganiayaan itu, karena tidak menutup kemungkinan adanya persoalan lain yang menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Seorang Suami di Trenggalek Berusaha Bunuh Istri Lalu Bunuh Diri
"Kami juga dapat keterangan jika pelaku ini baru pulang kerja dari Kalimantan sekitar dua minggu. Infonya kurang berhasil," ujarnya.
Pihaknya mengaku masih memeriksa sejumlah saksi, sedangkan pemeriksaan korban dan pelaku baru akan dilakukan setelah kondisinya membaik.
Sementara Kepala Dusun Sambeng, Desa Ngadimulyo, Sukarji mengatakan, depresi yang dialami pelaku Kemis terjadi beberapa tahun silam.
"Itu terjadi pada saat dengan istri yang dulu, kemudian pisahan dan ia sembuh, kemudian menikah dengan Weni ini," jelasnya.
Menurutnya, pada saat mengalami depresi, pelaku beberapa kali berusaha melakukan bunuh diri. Salah satunya dengan menabrakkan sepeda motornya ke jembatan di Desa Bogoran, Kecamatan Kampak.
"Kalau setelah menikah dengan Weni warga sini, merasa mereka baik-baik saja dan tidak pernah ada kejadian yanh aneh. Ada kejadian ya baru kali ini," katanya.
Sebelumnya, Kemis (34) warga Dusun Sambeng, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak Trenggalek menganiaya istrinya, Weni Arismawati dengan menghujamkan alat pemanen sawit ke kepalanya. Usai melakukan penganiayaan, pelaku mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadi tangan menggunakan sabit.
Akibat kejadian tersebut kepala korban mengalami luka robek di bagian kening, sedangkan pelaku mengalami luka robek di lengan. Saat ini keduanya menjalani perawatan di rumah sakit. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini