Ini Reaksi SMP Negeri 12 Soal Bayu Sempat 'Diusir' dari Sekolah

Ini Reaksi SMP Negeri 12 Soal Bayu Sempat 'Diusir' dari Sekolah

Muhammad Aminudin - detikNews
Jumat, 21 Jul 2017 18:12 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 12 Kota Malang memberi penjelasan terkait beredarnya video Bayu, pelajar yang mengaku 'diusir' masuk sekolah, lantaran bangku sudah terisi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Kasek SMP Negeri 12 Kota Malang Syamsul Arifin, menyatakan, bahwa sebenarnya Bayu tidak pernah mendaftar di SMP-nya, bahkan di seluruh SMP yang ada di Kota Malang.

"Jadi setelah dicek Bayu ini tidak pernah mendaftar di sekolah manapun, bukan hanya di SMP Negeri 12 saja," terang Syamsul mengawali penjelasannya kepada detikcom saat dihubungi, Jumat (21/7/2017).

Dikatakan Syamsul, Bayu mendadak hadir di hari kedua dengan diantar seseorang. Kebetulan saat itu, dirinya sedang tidak berada di tempat. Bayu bersama orang-orang itu akhirnya ditemui wakilnya.

"Saya sedang tidak di sekolah saat itu, ditemui wakil saya. Memang waktu itu pagu tersisa dua dari pagu sebanyak 248 siswa, untuk jalur wilayah maupun reguler," ujar Syamsul.

Dengan begitu, Bayu diketahui alumni SD Negeri Sukun 2 Kota Malang ini, tidak memanfaatkan proses penerimaan siswa baru yang diatur.

"Jadi dia sama sekali, tidak memanfaatkan jalur yang sudah diatur. Datang ke sekolah dengan mengaku telah memiliki rekom dari dinas (Diknas Kota Malang,red)," beber Syamsul.

Atas nama kemanusiaan, lanjut Syamsul, pihaknya kemudian tetap menerima Bayu sebagai salah satu siswa baru. Meskipun, pihaknya bisa dikatakan telah mencederai aturan yang sudah dijalankan.

"Kita tetap menerima atas nama kemanusiaan. Tidak melihat proses sebelumnya. Walaupun kami, telah melanggar aturan," tegas Syamsul.

Dia mengaku, telah menemukan sejumlah perkiraan atas kehadiran Bayu, yang kemudian dikatakan telah terusir dari sekolah yang diinginkannya.

"Ada beberapa dugaan jadinya, dan belum tentu benar, ini yang saya ketahui, satu kemungkinan nilainya jelek hingga tidak diterima di sekolah lain, serta latar belakang orang tua, jauh dari yang disebutkan dalam video. Dan video itu tidak dibuat di lingkungan sekolah kami," beber Syamsul.

Secara pribadi, Syamsul melihat Bayu membutuhkan perhatian khusus, agar kelak mampu meraih cita-citanya. Sekolah, kata dia, akan membimbing sepenuhnya Bayu selama menimba ilmu.

"Kalau saya melihat Bayu memang beda dengan siswa lain. Tetapi, kami akan menyamakan posisi semua siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar," tutur Syamsul. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.