"Setelah lebaran cuaca tak menentu, sering turun hujan sehingga hasilnya tak maksimal. Sekarang kembali normal," kata Samsuri, seorang petani garam di Panggungrejo, Pasuruan, di sela-sela kesibukannya di lahan garam miliknya, Rabu (19/7/2017).
Samsuri mengakui penurunan produksi garam menyebabkan berkurangnya pasokan di pasaran. Para pelaku pengolaan garam kekurangan bahan baku.
"Alhamdulillah cuaca saat ini mendukung, bisa panen dua kali seminggu," terangnya.
Seorang pelaku industri pengolaan garam di Panggungrejo, Sariati, mengungkapkan selama beberapa pekan terakhir, dirinya mengambil bahan baku garam dari Madura.
"Ya karena di sini jarang yang bisa panen terpaksa ambil dari Madura. Yang penting bisa memproduksi garam kemasan," kata Sariati yang mengaku sudah belasan tahun berbisnis pengolaan garam.
Sariati mengungkapkan berkurangnya garam di pasaran salah satunya disebabkan karena produksi garam tingkat petani yang menurun.
Riris, ibu rumah tangga asal Gadingrejo, mengakui terimbas efek domino berkurangnya hasil panen petani. Menurutnya garam sempat sudah dicari.
"Tapi sekarang sudah mulai banyak lagi, tapi harganya masih agak tinggi. Kalau ada yang harganya sama, ukurannya lebih kecil," jelasnya. (bdh/bdh)











































