Akibatnya, dua paha korban bengkak. Korban pun hanya dirawat di rumahnya karena keterbatasan biaya.
"Keluarga hanya membawa ke rumah karena kondisi ekonomi. Tapi kami khawatir tulang pahanya retak tertimpa tembok tugu itu, makanya rencana kami akan periksakan karena Nozul nangis terus," kata Fajar (40), paman korban kepada wartawan di rumahnya, Senin (17/7/2017).
Sementara korban mengaku saat kejadian, dia dan teman-temannya bermain sambil menunggu jam masuk setelah istirahat. "Saya langsung nangis kesakitan, lalu ditolong teman-teman dan guru," tambah Moh. Nozul.
Setelah kejadian tersebut Korban mengeluk kesakitan sehingga langsung di bawa pulang oleh keluarganya untuk dilakukan pengobatan atau dipijat karena korban tidak luka tapi hanya memar dan sangat kesakitan.
![]() |
Pihak keluarga mengaku sangat kecewa dengan sekolah. Sebab, dinilai lalai mengawasi para pelajar yang bermain. Apalagi, kondisi sekolah sedang ada rehap kelas sehingga banyak material bangunan yang berbahaya bagi pelajar yang bermain.
Kepala Sekolah SDN Juluk 2, Moh Selamet mengaku sebenarnya pihaknya sering melarang anak didiknya bermain di tembok tersebut. Karena kondisi bangunannya sudah tua dan rencananya akan dibongkar.
"Lepas dari istilah pengawasan, mungkin tadi sebelum masuk mereka bermain di tempat itu dan terjadilah tembok roboh," jelas Kasek Selamet.
Meski begitu, pihak sekolah mengaku sudah mendatangi keluarga korban dan meminta maaf atas insiden tersebut. Jika ada pembiayaan terkait pengobatan korban, pihak sekolah siap memberi bantuan agar korban cepat sembuh.
"Ke depan kami berjanji akan lebih ketat mengawasi mereka saat bermain di sekolah," tegasnya. (fat/fat)