Untuk mendukung sistem online tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Situbondo telah memasang sejumlah CCTV di kawasan TPA yang berlokasi di Desa Siliwung, Kecamatan Panji.
"Tadi saya cek lewat android, jam 06.00 WIB pagi TPA belum buka. Satu jam kemudian saya cek lagi ternyata sudah buka. Kalau jam 07.00 WIB masih belum buka, maka saya akan langsung telepon petugas yang di sana. Ini penting untuk bisa menciptakan TPA yang sehat, tidak bau, tidak ada lalat, dan menjijikkan," kata Kepala DLH Situbondo, M Kholil kepada detikcom, Sabtu (15/7/S2017).
Untuk menciptakan TPA yang sehat, papar Kholil, sistem pengelolaan sampah di TPA memang harus ditingkatkan. Mengingat, jumlah sampah yang dievakuasi ke TPA bisa mencapai 40 hingga 45 ton per hari.
Sampah-sampah yang masuk ke TPA itu akan langsung ditimbang dan dipilah untuk dipisahkan, antara jenis sampah organik, non organik, dan sampah campuran. Untuk sampah organik, akan langsung diolah menjadi kompos. Sementara yang non organik akan diproses menjadi biji plastik, yang kemudian dipasarkan ke Surabaya.
"Untuk sampah campuran, akan kami timbun untuk dibusukkan. Ini akan menghasilkan gas metan, yang setiap harinya kita distribusikan secara gratis kepada warga sekitar melalui pipa paralon. Gas metan ini dimanfaatkan warga untuk kebutuhan memasak, dengan menggantikan gas elpiji maupun kayu bakar. Itu setiap hari kami lakukan setiap jam kerja," ujar Kholil.
Nah untuk memastikan semua prosedur itu berjalan dengan baik, maka dipasang cctv yang terhubung langsung dengan aplikasi di android. Menurut Kholil, setiap harinya ada 18 petugas DLH yang bertugas di TPA Situbondo. Mereka dibagi dalam beberapa tim, mulai tim timbangan, tim pemilah, tim kompos, dan sebagainya. Kholil berkeinginan TPA Situbondo ke depan juga bisa dijadikan wahana edukasi kalangan pelajar, bagaimana menciptakan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berharga.
"Di TPA kami juga membudidayakan cacing tanah, yang makanannya dari sampah pasar yang basah. Seperti sayuran yang sudah busuk. Kalau sampah daun-daun yang dari warga, itu masuk ke kompos," tutur Kholil.
Tak hanya di TPA saja. Ke depan DLH Situbondo juga akan mengembangkan aplikasi serupa di TPS-TPS (Tempat Pembuangan sampah Sementara) Situbondo. Sehingga TPS-TPS di Situbondo juga bisa terlihat lebih sehat, rapi, tidak banyak lalat, dan sampahnya tidak morat-marit. Bahkan, kawasan Alun-alun Situbondo juga akan dipasang beberapa CCTV untuk mendukung program kawasan sehat dan bersih lahir serta batin.
"Kami masih berkoordinasi dengan Dinas Kominfo Situbondo agar bisa mendapatkan sinyal satelit untuk pengembangan aplikasi tersebut hingga ke TPS-TPS dan kawasan Alun-alun Situbondo," tandas Kholil. (iwd/iwd)