Jembatan tersebut merupakan penghubung atau jalan menuju ke Rusun Romo kalisari. Jaraknya sekitar 150 meter dari rusun. Jembatan itu berdiri karena ada saluran air di bawahnya. Saluran air itu merupakan jalan air bagi tambak yang ada di kawasan tersebut.
"Saluran air ini mengairi tambak yang ada di sini," ujar salah satu penjaga tambak, Sudarsono, kepada detikcom, Jumat (14/7/2017).
Sudarsono mengatakan, saat air surut, air akan mengalir dari utara yang berarti menuju ke laut. Tetapi saat pasang, air akan mengalir dari selatan. Saat pasang itulah saat para penjaga tambak menambah air ke dalam tambak.
"Tambak di sini adalah tambak air asin," kata Sudarsono.
Sudarsono juga tahu tentang adanya pembuangan limbah cair itu karena dia merupakan warga Rusun Romo Kalisari. Saat limbah dibuang pada Kamis (13/7/2017) sekitar pukul 19.00 WIB, saat itu air dalam keadaan surut.
"Kalau surut berarti kemungkinan limbah akan mengalir ke laut," lanjut Sudarsono.
Salah satu warga rusun yang lain, Aulia Gautama, sempat melihat bahwa truk trailer itu membuang limbahnya secara langsung. Truk itu terlihat dengan posisi menghalangi jalan dengan ekor truk berada di ujung selatan jembatan.
Kebetulan pembatas ujung selatan jembatan rusak sehingga memudahkan pembuang limbah mengarahkan kran air limbahnya langsung ke saluran air.
"Saya saat itu sedang berangkat kerja, saya pikir truk itu sedang atret (mundur), ternyata belakangan saya tahu sedang membuang limbah," kata Aulia.
Pagi hingga siang hari, petugas PMK terus menyemprot jembatan dengan air. Jembatan terus disemprot karena masih ada sisa limbah yang tertumpah yang berada di areal jembatan. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini