Ny Lilik, ibunda Firman tak kuasa menahan kesedihan. Saat detikcom mengunjungi rumah Firman di Kampung Mancilan RT 05/RW 04, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Kinasih sedang sakit. Hanya tiga kakak perempuannya yang menemani detikcom saat bertandang ke rumah bercat kuning tersebut.
"Kami empat bersaudara. Adik (Firman) satu-satunya anak laki-laki," kata Elok Ismawati (36) kepada detikcom di lokasi, Kamis (13/7/2017).
Ismawati, kakak tertua Firman-lah yang menandatangani penolakan autopsi dan mewakili keluarga agar jenazah adiknya segera dimakamkan. Dia mengaku tidak ada firasat dan gelagat aneh yang ditunjukkan Firman. Ia melakukan aktivitas seperti biasa.
Rumah Firman/ Foto: Muhajir Arifin |
"Dia juga nggak pernah mengeluh sakit. Sejak kecil tak pernah sakit. Karena itu kami sangat terpukul," ungkapnya.
Selain kakaknya, ibunya Ny Kinasih juga dirundung duka. Kinasih masih sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa bungsunya. "Kami sangat sayang. Dia satu-satunya laki-laki di rumah ini. Bapak sudah meninggal dan suami saya bekerja di luar kota," ungkap Ismawati dengan mata berkaca-kaca.
"Ibu sedang sakit. Beliau tak bisa ditemui karena masih sangat sedih. Bahkan tetangga yang takziyah kalau bis tak ketemu karena selalu berteriak memanggil nama adik," terangnya.
Meski berat, keluarga berusaha mengikhlaskan kepergian Firman. "Namanya nyawa, tak ikut memiliki. Semoga dia tenang di kuburnya," ujarnya, sembari menghela nafas dalam.
Firman, tewas mendadak saat menikmati es cappuccino di Kafe Hore di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, pukul 10.20 WIB, Rbu (12/7). Firman dinyatakan meninggal usai kejang-kejang kemudian jatuh dari bangku tempatnya menikmati minuman bersama teman-temannya. (fat/fat)












































Rumah Firman/ Foto: Muhajir Arifin