"Kita saat operasi itu dilihat, ada tidak robekan di usus. Kemudian setelah itu kalau tidak ada, kita kan juga membuka ususnya, jadi seberapa jauh, itu saja yang akan dilihat dulu," kata Humas RSD dr Soebandi Jember, Justina Evi Tyaswati, Kamis (13/7/2017).
Jika ternyata kondisi ususnya masih bagus, maka yang akan dilakukan adalah membuka usus, mengeluarkan benda tajamnya, lalu menutup usus dengan cara dijahit. Namun juga kondisi usus sudah rusak, maka pemotongan akan dilakukan.
"Kalau ternyata ususnya jelek, ya dilakukan tindakan pemotongan (usus)," tambah Evi.
![]() |
Namun, tambah Evi, kendati ususnya masih bagus, jika untuk mengambil benda tajamnya nanti akan menimbulkan jahitan panjang, maka pemotongan usus tetap menjadi pertimbangan.
"Kalau ususnya bagus kan cukup dirobek dan dijahit ulang, jadi nggak perlu panjang kita merobeknya. Tapi kalau merobeknya panjang, menjahitnya kembali kan kita juga agak rumit. Tapi kita tetap lihat kondisi ususnya, kalau bagus dan peredaran darahnya lancar, meski robekannya panjang, kita masih tetap bisa menjahit. Tapi kalau kondisi ususnya sudah kurang bagus, ya yang itu yang dipotong," urai Evi.
Namun jika dilihat dari hasil foto, menurut Evi kondisi usus Hendro masih bagus. Oleh karena itu tindakan pemotongan usus akan kecil kemungkinannya dilakukan. "Tapi kita lihat saja nanti, tindakan apa yang dilakukan tim dokter," pungkas Evi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini