Wakil Gubernur IPDN, Reydonnyzar Moenek di Gedung Bhawarasa Trenggalek, Kamis (13/7/2017) mengatakan, program pendampingan diperuntukkan di beberapa desa. Di antaranya Desa Widoro dan Karanganyar, Kecamatan Gandusari serta Desa Panggungsari dan Desa Sambirejo, Kecamatan Durenan.
"Intinya kami ingin memperkuat komitmen, karena IPDN lembaga yang mencetak kader-kader pamong pemerintahan. Oleh karena itu kami terpanggil untuk memberikan dedikasi dan mengabdi di Trengalek," katanya.
Dalam program pengabdian tersebut pihaknya juga menyampaikan langsung sejumlah masukan kepada pemerintah daerah, utamanya menyangkut strategi pengelolaan keuangan daerah ditengah tantangan keterbatasan fiskal.
"Trenggalek ini adalah daerah yang sangat ingin membangun dan cukup getol. Makanya kami tadi juga membedah mengenai profil dan struktur APBD," jelasnya.
Donny mengaku, keterbatasan fiskal merupakan tantangan tersendiri bagi setiap kabupten kota di Indonesia untuk mempercepat proses pembangunan. Sehingga perlu strategi untuk memaksimalkan anggaran yang ada untuk program pembangunan yang maksimal.
"Di sini total APBD sekitar Rp1,7 triliun, tetapi tantangan terbesarnya adalah Rp759 miliar untuk belanja pegawai. Namun kalau dilihat Trenggalek cukup bagus, karena dari belanja modal cukup signifikan dan belanja barang dan jasa juga cukup baik," imbuhnya.
Pihaknya mengapresiasi langkah yang diambil Bupati Emil Elestianto Dardak dengan melakukan efisiensi di sejumlah sektor, mulai dari belanja perjalanan dinas serta belanja hibah.
"Bupati mampu menekan anggaran perjalan dinas menjadi Rp 27 miliar, padahal di daerah lain cukup besar. Kemudian belaja hibah juga ditekan rendah hanya sekitar Rp28 miliar," katanya.
Dijelaskan, saat ini pemerintah daerah tidak bisa hanya mengandalkan dana perimbangan atau bagi hasil dari pemerintah pusat maupun daerah. Mengingat nominal anggaran pusat yang ditransfer ke daerah menurun drastis.
"Ada di satu provinsi itu dari Rp 7 triliun turun empat triliun rupiah, hanya sisa tiga triliun rupiah, bagaimana bisa membangun. Tidak mudah itu, karena mereka sangat bergantung pada dana perimbangan," kata Donny.
Pihaknya berharap ada intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan terutama menyangkut pajak daerah dan retribusi, sehingga mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Dikatakan, pajak daerah Trenggalek yang hanya berkisar Rp28 miliar serta retriusi yang masih Rp19 miliar memiliki potensi untuk ditingkatkan.
"Sebetulnya potensi untuk meningkatkan pendapatan itu ada dan terbuka luas, tinggal nanti bagimana peran dan partisipasi masyarakat. Tanah-tanah absentee yang ditingalkan para pemiliknya itukan PBB-nya harus tetap dibayar," ujar Wagub IPDN.
Terkait kendala kawasan Trenggalek yang mayoritas adalah hutan negara, Rydonnyzar mengaku masih bisa disiasati dengan menggenjot sektor perpajakan hotel, restoran serta pajak daerah mengenai tambang mineral non logal atau galian c.
Sementara itu Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak mengapresiasi program pendampingan yang dilakukan IPDN. Pihaknya juga mengamini sejumlah tanyangan peembangunan seperti yang dipaparkan Wakil Gubernur IPDN.
"Kami saat ini sudah memulai menghitung konsep yang tepat untuk menggenjot PAD, sebagai contoh Prigi misalkan, bisa jadi nanti retribusi akan dihilangkan dan digenjot dengan pembangunan intrastruktur, sehingga pertumbuhan pajak juga lebih tinggi," katanya.
Selain itu pihaknya juga tengah mengintensifkan penerimaan pajak daerah dari reklame yang tersebar di seluruh kecamatan. Potensi pajak reklame tersebut sangat besar. (fat/fat)











































