Mereka menyanggong rumah tersebut, dengan harapan bisa bertemu dengan YR dan menagih uang arisan dan investasi yang dibawa kabur terduga pelaku tersebut. Tak hanya mendatangi rumah YR, mereka juga menggedor-gedor pintu gerbang rumah besar yang ada di pojok komplek tersebut.
"Ayo woy keluar. Bayar arisannya. Jangan kabur gini," ujar salah satu korban arisan.
Tak hanya itu, para ibu-ibu mencoba melihat situasi rumah dari dalam. Tak segan, dari beberapa mereka yang datang mencoba menaiki pagar untuk melihat ke dalam rumah.
"Rumah ini kosong sejak 24 Juni lalu. Terakhir saya kesini. Besoknya sudah tidak ada orang lagi," ujar Atik, salah satu korban arisan bodong kepada detikcom.
Menurut Atik, pada saat itu dirinya gencar menagih uang arisan dan investasi. Korban lainnya juga sudah banyak yang datang ke rumah YR. Tujuannya sama, agar YR mengembalikan uang yang di investasikannya.
"Dari Banyuwangi wilayah selatan juga ada waktu itu. Saya tahu katanya nanti-nanti. Tapi ujungnya hilang orangnya," gerutu Atik.
Kedatangan para ibu-ibu itu rupanya tak dilakukan sekali. Pasca menghilang, sebagian korban mengaku setiap hari melintas dan melihat kondisi rumah korban yang saat ini ditinggal penghuninya.
"Saya tiap hari kesini. Kadang bisa sampai 3 kali muter kesini. Barangkali YR itu balik ke rumah. Mau saya tagih," ujar Zemi Prihatiningsing, salah satu korban. (fat/fat)