"Saya tetap tidak yakin. Kalau Hendro bilang begitu (menelan sendiri, red), harus dilihat dulu, apa saat bilang dia kondisinya normal atau pas depresinya kambuh," kata Iwan Priyono, salah satu kerabat Hendro, pada detikcom, Jumat (7/7/2017).
Iwan mengemukakan, selama ini depresi Hendro memang seringkali kambuh. Setiap kambuh, biasanya Hendro lebih suka berjalan berkeliling di kampungnya. Terkadang juga mendadak mengeluarkan barang-barang dalam rumahnya. Meski begitu, dia tidak pernah mengamuk atau menyakiti orang lain.
"Depresinya biasanya kambuh kalau obatnya habis. Makanya, dia bukan kerasukan makhluk halus yang katanya suka membisiki untuk makan benda-benda tajam," tandas Iwan, yang rumahnya berdampingan dengan Hendro di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan.
![]() |
"Wong duri ikan kalau nyangkut di tenggorokan saja sudah sakit, apalagi benda-benda seperti itu. Kemarin dokternya sendiri kan juga ragu kalau ditelan sendiri," tandas Elyana.
Pasutri ini juga menampik, jika Hendro selama ini belajar ilmu kebatinan, hingga memungkinkan melakukan sesuatu yang sulit masuk akal, termasuk menelan benda-benda tajam.
![]() |
"Kalau depresi dia memang suka berjalan, tapi tidak jauh. Tidak mungkin dia berguru ilmu-ilmu begituan. Saya tahu betul bagaimana kesehariannya. Jauh dari hal-hal yang begitu," papar Iwan Priyono, yang juga berprofesi sebagai PNS di Pemkab Situbondo itu.
Diberitakan sebelumnya, Hendro mengalami sakit hebat di perut selama 3 hari. Setelah dilakukan rontgen di Rumah Sakit Situbondo, diketahui terdapat benda tajam seperti paku dam sendok di dalam perut pria berusia 30 tahun itu.
Kini Hendro tengah menjalani perawatan di RSD dr Soebandi Jember. Rencananya, dokter akan melakukan operasi untuk mengambil benda-benda tajam dari perut Hendro. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini