.webp)
Di Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton, misalnya. Puluhan hektar lahan pertanian yang ditanami padi milik warga kualitas padinya sirna dan jauh dari harapan. Sejumlah petani ini pasrah karena tanaman padinya mati (bero) dalam kurun waktu 2 bulan dari masa tanam. Padinya yang biasanya menghijau menjadi menguning atau hangus akibat diserang hama wereng.
Menurut Zainudin, seorang petani desa setempat bahwa puluhan hektar sawah termasuk miliknya, kini hangus menguning. Dia akan menggantinya dengan tembakau atau bawang. Ganasnya wereng yang menyerang membuatnya pasrah dan akan gagal panen.
"Sudah dua kali musim padi saya gagal panen akibat hama wereng. Saya mencoba pakai obat hama tapi tidak mempan. Sekali tanam sampai panen bisa menyemprot obat anti-hama sebanyak enam kali. Pengeluaranya kira-kira Rp 600 ribu-Rp 800 ribu. Kalau disubsidi kan bisa meringankan kami," kata Zainudin, saat ditemui di lahan pertaniannya, Kamis (6/7/2017).
Sementara Misrah, petani lainnya menyebut pihak pemerintah menyediakan subsidi untuk obat-obatan untuk hama, agar sedikit meringankan beban petani yang akan gagal panen. Namun, kata dia, untuk musim tanam tahun ini dirinya sudah siap dan pasrah tidak menerima untung dari hasil tanaman padinya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Hasyim Asari, membenarkan bahwa di Kabupaten Probolinggo, ada 9 kecamatan yang diserang hama wereng. Di antaranya Kecamatan Krksaan 57,5 hektar, Paiton 2 hektar, Krejengan 17 hektar, Pajarakan 15 hektar, Gending 14 hektar, Pakuniran 3 hektar, Tongas 2 hektar Besuk 1 hektar dan Kotaanyar 2 hektar.
"Dari kondisi itu kami telah melakukan beberapa upaya untuk mencegah serangan hama wereng. Sejak awal bulan Mei kemarin dan selama bulan puasa kemarin kami melakukan pengendalian di sejumlah Kecamatan, selanjutnya kami masih memonitor kondisi lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo," terang Hasyim, saat dikonfirmasi. (fat/fat)
