Wakil Administratur Perhutani BKPH Kediri Selatan, Andi Iswindiarto mengatakan, peristiwa pertama terjadi pada Minggu petang di petak 113 masuk wilayah RPH Durenan.
"Untuk kejadian kemarin petang diakibatkan oleh balon udara. Kami langsung turun ke lokasi dan berhasil dipadamkan tadi malam," kata Andi saat dihubungi.
Menurutnya, balon udara menjadi problem klasik yang selalu terjadi setiap tahun, utamanya pada saat lebaran. Pihaknya mengaku telah mengeluarkan imbauan bersama pemerintah maupun kepolisian, namun tetap sulit untuk dikendalikan.
![]() |
Sementara itu peristiwa kedua terjadi pada Senin di hutan petak 114c RPH Trenggalek BKPH Trenggalek, masuk Desa Kendalrejo Kecamatan Durenan. Luas wilayah yang terbakar mencapai dua hektare.
"Sudah dilakukan pemadaman bersama jajaran Perhutani RPH Durenan dibantu personel dari polisi dan api berhasil padam pukul 12.30 Wib. Proses pemadaman cukup lamakarena lokasi sulit dijangkau berupa ilalang dan angin sangat kencang," ujarnya.
Pihaknya mengaku, kejadian kedua tersebut diakibatkan oleh ulah orang tidak dikenal dan bukan akibat balon udara.
Andi menjelaskan, wilayah hutan yang terbakar sebagian besar adalah semak-semak dan ilalang. Meski demikian, kejadian tersebut perlu mendapatkan tindakan cepat, karena bisa memicu kebakaran yang lebih besar.
![]() |
Waka ADM Kediri selatan ini menambahkan, memasuki musik kemarau terdapat puluhan hektare wilayah hutan yang rawan kebakaran. Diantaranya hutan Gunung Jaas, Gunung Orak-arik, Gunung Kebo serta beberapa titik lainnya.
"Hutan pinus juga cukup rentan terbakar, karena ada getah yang mengandung terpentin. Namun masih relatif aman, karena ada warga penyadap yang ikut menjaga," imbuhnya.
Andi Iswindarto mengaku dari pengalaman beberapa tahun terakhir, khusus untuk penyebab kebakaran hutan pada musim kemarau sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia.
"Biasanya itu ada warga yang mengolah lahan di kawasan hutan sengaja membakar serasah atau daun kering, namun tidak dijaga sehingga merembet kemana-mana," jelasnya.
![]() |
Pihaknya mengimbau, warga yang ikut mengolah lahan Perhutani untuk tidak melakukan pemkabaran, karena bisa mengancam wilayah hutan maupun perkampungan penduduk.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Durenan AKP Solichin membenarkan adanya dua kejadian kebakaran hutan di Durenan. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
"Kami juga belum bisa memastikan penyebabnya, karena perlu pembuktian yang jelas. Saya masih koordinasi dengan instansi terkait," katanya. (fat/fat)