Tradisi Kupatan di Jombang, Warga Terbangkan Ratusan Balon Udara

Tradisi Kupatan di Jombang, Warga Terbangkan Ratusan Balon Udara

Enggran Eko Budianto - detikNews
Minggu, 02 Jul 2017 11:16 WIB
Tradisi Balonan di Jombang/Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Sekitar 80 tahun silam, warga Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, rutin menggelar tradisi Balonan untuk menutup lebaran ketupat atau Kupatan. Sesuai namanya, tradisi ini digelar dengan menerbangkan ratusan balon udara dari setiap musala di desa tersebut.

Saksikan video 20detik mengenai Tradisi Balonan di Jombang di sini:


Seperti pagi tadi, dengan berbusana muslim, ratusan warga berduyun-duyung datang ke setiap masjid dan musala yang ada di Desa Bandung. Tradisi balonan ini diawali dengan kenduri di musala. Salah satunya di Musala Baitul Muttaqin, Dusun/Desa Bandung. Setiap orang membawa serta tumpeng yang berisi ketupat, sayur, lauk-pauk dan kue lepet. Usai membaca tahlil bersama, mereka beramai-ramai menyantap tumpeng tersebut.

Saat matahari mulai terbit, tradisi balonan pun dimulai. Balon-balon udara pun disiapkan di halaman musala dan masjid. Balon udara ini terbuat dari kertas bekas beraneka warna dengan lapisan plastik di dalamnya. Ukurannya pun beragam. Diameter balon 6-8 meter, sedangkan tingginya 8-10 meter. Untuk membuat satu balon, rata-rata warga menghabiskan biaya Rp 200 ribu.
Meriahnya Tradisi Balonan di JombangMeriahnya Tradisi Balonan di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto

Berbeda dengan balon udara pada umumnya, balon udara buatan warga Desa Bandung ini diterbangkan menggunakan asap dari daun kelapa kering yang dibakar. Warga menggunakan timba bekas kaleng cat untuk mengalirkan asap dari tungku pembakaran ke dalam balon.

Sementara sejumlah pria memegangi tali yang mengikat balon agar tak keburu lepas. Setelah asap mengisi balon, warga membakar sebuah gulungan daun kelapa yang diikat dengan kawat tepat di tengah lubang balon sebagai tenaga pendorong selama di udara.

Gemuruh sorak warga pun memecah keheningan pagi hari di Desa Bandung mengiringi terbangnya ratusan balon raksasa ke udara. Sejenak langit pagi di kampung ini penuh dengan balon udara beraneka warna.
Ratusan balon dilepas dari musalaRatusan balon dilepas dari musala Foto: Enggran Eko Budianto

"Bisa dikatakan tradisi balonan ini sebagai pelepas kelelahan setelah puasa sebulan penuh dan puasa enam hari (puasa syawal). Ditutup dengan hari raya ketupat dengan hiburan seperti ini," kata salah seorang tokoh masyarakat Desa Bandung, Sulaiman kepada wartawan, Minggu (2/7/2017).

Meski bertenaga asap daun kelapa, menurut Sulaiman, ratusan balon udara buatan warga Bandung mampu terbang hingga sore nanti. "Ketinggiannya bisa 1 kilometer lebih," ujarnya.

Tokoh Agama Desa Bandung Masruri menjelaskan, tradisi balonan digelar warga sejak sekitar 80 tahun silam menandai berakhirnya Kupatan yang digelar tujuh hari setelah Idul Fitri. Tiap tahunnya, 200 balon udara raksasa diterbangkan warga ke angkasa.
Ratusan balon udara dilepas sebagai tradisi lebaran ketupatRatusan balon udara dilepas sebagai tradisi lebaran ketupat Foto: Enggran Eko Budianto

"Kenduri ketupat ini artinya kami saling memaafkan kesalahan sesama. Karena segala kesalahan akan dimaafkan Allah SWT. Kalau melepaskan balon-balon maknanya kebersamaan dalam melepaskan dari segala kesedihan, kesusahan untuk membentuk kehidupan yang baru lagi," tandasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.