Seperti yang terlihat di lokasi perahu tambang Desa/Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Sabtu (1/7/2017). Angkutan sungai perahu tambang ini menyeberangkan penumpang mudik 2017 melalui Sungai Brantas ke Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Terlihat puluhan pengendara sepeda motor mengantre menggunakan jasa penyeberangan ini. Bahkan mobil pribadi juga tak sedikit yang nekat naik ke perahu tambang.
Dengan tenaga pendorong mesin diesel, perahu berukuran 29x8 meter ini mampu membelah Sungai Brantas. Peralatan pengaman hanya berupa pagar besi mengelilingi perahu. Jaket pelampung yang menjadi alat keselamatan utama saat situasi darurat, justru tak tersedia. Dalam sekali jalan, perahu ini mampu mengangkut puluhan sepeda motor dan belasan mobil beserta penumpangnya.
![]() |
Meski minim peralatan pengaman, tak sedikit pemudik yang memilih menggunakan moda transportasi alternatif ini untuk balik dari kampung halaman ke tempat kerja. Seperti yang dilakukan Septian Agus (30), warga Jombang yang akan balik ke Kediri. Dia berdalih menggunakan perahu tambang untuk menghindari titik kemacetan di Jembatan Ploso.
"Kondisi jalan Ploso macet, bisa sampai 1-2 jam kalau lewat sana. Lewat sini hanya 15 menit," kata Septian kepada wartawan.
Meski bahaya setiap saat mengintai, Septian mengaku tak khawatir. Padahal dirinya menggunakan mobil menaiki perahu tambang ini. Menurut dia, adanya sejumlah penjaga sudah cukup membuat dirinya tenang selama di atas sungai.
![]() |
"Tidak khawatir karena ada penjaganya," ujarnya.
Sementara salah seorang pengelola perahu tambang Munir (45) menuturkan, selama libur lebaran, pengguna jasa penyeberangan perahu tambang naik 70% dibandingkan hari biasa. Disinggung terkait keselamatan penumpang, dirinya akan semaksimal mungkin melengkapi peralatan pengaman.
"Jumlah kru jaga kami tambah, peralatan pengaman juga semaksimal mungkin kami buat lebih lengkap," tandasnya. (fat/fat)